Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Sampah, Jangan Ditanggapi Serius

Kompas.com - 13/03/2011, 20:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan di dua harian di Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age terkait kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks dinilai "sampah". Pemberitaan yang menyudutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dinilai tanpa bukti.

"Saya katakan itu sampah. Kita senang banget konsumsi sampah," ucap Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, saat diskusi di Jakarta, Minggu (13/3/2011).

Mubarok mengaku tak terkejut dengan pemberitaan itu lantaran informasi itu sudah lama ia terima. Dia malah menilai apa yang dituliskan itu bukan tergolong berita. "Itu lama, enggak pernah ada buktinya. Kalau BIN (Badan Intelejen Nasional) awasi orang itu bukan berita. BIN itu tugasnya mengawasi," kata dia.

"Sama seperti KPK menyadap telepon gubernur, itu bukan berita. Diperintah atau enggak diperintah Presiden, yah mereka melakukan itu. Enggak ada yang lucu berita itu. Makanya pak Syamsir (Kepala BIN) ditanya (jawab) he..he..he, gitu aja," tambah Mubarok.

Gayus Lumbuun, anggota Komisi III DPR, mempertanyakan tindakan dua media Australia itu yang menerbitkan tanpa ada bukti. Pertanyaan itu muncul jika melihat sejarah berdirinya dua media itu yakni The Sydney Morning Herald berdiri tahun 1831 dan The Age tahun 1854 .

"Oplahnya besar, yang satu 750 ribu (eksemplar), yang satu 600 ribu (eksemplar). Berarti ini bukan koran kecil. Tapi kok dengan mudah buat spekulasi yang menyakini negara lain," ucap dia.

Ketika ditanya apakah Anda melihat ada kepentingan di balik pemberitaan itu, politisi dari partai PDI-Perjuangan itu menjawab, "Kita tidak mengukur spekulasinya."

J Kristiadi, pengamat politik, mengatakan, pemerintah tak perlu berlebihan menanggapi pemberitaan dua media itu. Dikatakannya, hal yang sama juga terjadi pada negara lain seperti Amerika Serikat, Taiwan, dan Korea.

"WikiLeaks itu barang biasa. Pemerintah tak usah kalang kabut. Itu barang lama, sudah tahun 2004. Di negara lain juga dibocorkan. Hal-hal seperti itu akan terjadi di kehidupan modern," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com