Jakarta, Kompas -
Pertandingan Liga Kompas Gramedia U-14 pekan kelima akan digelar di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (13/3). Hasil dari pertandingan pekan keempat, AS-IOP Apacinti berada di puncak klasemen dengan 12 poin, diikuti Villa 2000 yang mengantongi 10 poin, Tangerang Raya, Bina Taruna, dan Kabomania yang masing-masing mengemas sembilan poin.
Pelatih AS-IOP Apacinti Dodi Sahetapi, Sabtu (12/3), mengungkapkan, posisi timnya belum aman karena masih ada 10 pertandingan lagi. Hari Minggu ini AS-IOP Apacinti akan menghadapi Garec’s yang berada di posisi juru kunci klasemen sementara.
”Semua tim yang bertemu AS-IOP Apacinti pasti berusaha untuk menang. Oleh sebab itu, kami akan bermain normal dan tidak menganggap enteng lawan,” kata Dodi.
Dodi menambahkan, ia tidak membuat persiapan khusus menghadapi Garec’s. Ia hanya menginstruksikan pemainnya agar menjaga ritme permainan. ”Pemain anak-anak sangat labil, sulit dikontrol. Hari ini mereka main bagus, besok main jelek. Saya minta anak-anak istirahat pada akhir pekan untuk menjaga kondisi,” ujarnya.
Pelatih Villa 2000 Ridwan Oesman menuturkan, meskipun timnya menduduki peringkat kedua klasemen, ia tidak berani memastikan apakah timnya dapat bertahan di situ.
”Sekarang masih pekan kelima. Masih ada pertandingan lain di depan. Anak-anak saya minta jangan memikirkan hasil, tetapi bermain dengan baik di setiap pertandingan,” paparnya.
Apalagi, kata Ridwan, pekan ini Villa 2000 akan menghadapi Kabomania, salah satu tim kuat. ”Tim harus menjaga kekompakan, saling mengingatkan, saling memotivasi,” kata Ridwan.
Sementara itu, Pelatih Putra Melati Akbar E Beddu mengutarakan, pemainnya siap menghadapi Persigawa. Mereka bertekad mendongkrak posisi di klasemen yang saat ini di peringkat ke-10. ”Pemain Persigawa postur tubuhnya lebih baik. Akan saya redam dengan mencegah mereka menguasai bola dan melakukan umpan panjang,” kata Akbar.
Sementara Pelatih Cibinong Putra Rudi Iswadi menjelaskan, timnya akan berusaha bangkit setelah menelan dua kali kekalahan. ”Kami akan memainkan bola-bola pendek dan berusaha membuat gol cepat,” katanya.
Menurut Rudi, kekalahan anak asuhnya disebabkan kurang berhasil melakukan sentuhan akhir. Sejumlah peluang tidak membuahkan gol, tetapi justru menjadi serangan balik yang menguntungkan lawan.