Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Setuju Setgab di Parlemen

Kompas.com - 10/03/2011, 18:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengatakan, kerja sama yang terjalin dalam Sekretariat Gabungan Parpol Pendukung Pemerintah harus berlaku di tingkat eksekutif dan legislatif. Hal ini disampaikan Andi menanggapi pernyataan politisi Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring bahwa kerja sama Setgab seharusnya terbatas di Parlemen saja.

"Koalisi itu harus berlaku di eksekutif dan parlemen. Dua-duanya. Pasalnya, semangatnya Setgab itu sama. Dan kesepakatan ini juga tercantum di kesepakatan koalisi," kata Andi kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/3/2011).

Andi juga beralasan, kebijakan yang dibuat pemerintah juga memiliki keterkaitan langsung dengan Parlemen. Pasalnya, sebelum resmi menjadi kebijakan, Parlemen harus memberikan persetujuan atas apa yang disampaikan pemerintah.

Sebelumnya, Tifatul, yang juga Menteri Komunikasi dan Informasi, menyampaikan usulan agar kerja sama Setgab terbatas di Parlemen kepada para wartawan di Kantor Presiden. "Kami setuju Setgab ini tidak di kabinet. Setgab di parlemen saja. Selama ini yang sebenarnya sering salah kan di parlemen. Kemarin saja yang masalah itu, ya di parlemen, kemudian dibawa-bawa ke kabinet. Padahal, di kabinet tidak ada masalah. Kita semua di kabinet kompak," kata Tifatul kepada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/3/2011).

Tifatul juga meminta agar komunikasi Setgab di tingkat parlemen diintensifkan. Tifatul melihat, perbedaan sikap antara Partai Demokrat dengan Partai Golkar dan PKS pada pemungutan suara terhadap usulan pembentukan panitia khusus hak angket pajak di DPR adalah semata-mata disebabkan masalah komunikasi.

"Ke depan, jika perlu, Setgab itu nanti suaranya satu saja. Jangan semuanya ngomong," kata Tifatul. Terkait rencana Presiden yang hendak memperbarui kesepakatan koalisi, Tifatul meminta agar PKS dan anggota Setgab lainnya dilibatkan. "Dibuka saja dulu proses komunikasinya sebelum diperbarui. Apa-apa saja kesepakatan yang dilanggar, apa yang tidak pas. Supaya di masa mendatang tidak terjadi lagi kesalahpahaman. Kalau poin-poinnya perlu diperbarui, ya kita sepakati dulu bersama-sama. Lalu kita tanda tangani. Yang jelas, apa pun kesepakatannya, ke depan harus sama-sama komitmen. Jangan berubah-ubah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Nasional
    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Nasional
    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Nasional
    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Nasional
    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    Nasional
    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Nasional
    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Nasional
    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Nasional
    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Nasional
    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Nasional
    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Nasional
    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

    Nasional
    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

    Nasional
    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com