Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Ideal: PDI-P Masuk, Golkar-PKS Keluar

Kompas.com - 06/03/2011, 19:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsionaris DPP Demokrat, Ulil Abshor Abdallah, berpendapat dengan mengeluarkan Golkar-PKS dan memasukan PDI-P, adalah salah satu cara membuat koalisi yang ideal.

Menurutnya, Golkar-PKS telah sering membuat tindakan yang dapat menggangu kestabilan pemerintahan. "Dalam koalisi ideal itu lebih baik tanpa Golkar dan PKS. Karena, selama ini kita tahu, bahwa dua partai ini (Golkar dan PKS) banyak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu kestabilan pemerintahan," ujarnya ketika menghadiri Konferensi Pers "Persiapan Rekonsiliasi dan Rekonstruksi Bangsa dan Negara" di Kantor Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK), Jakarta, Minggu (6/3/2011),

Untuk itu, menurut Ulil, Demokrat akan terus mengusahakan untuk menggandeng PDI-P untuk mengisi kekosongan, jika Golkar dan PKS keluar dari koalisi. "Dengan masuknya PDI-P, warna nasionalisme dalam koalisi makin kuat. Kita sekarang sudah sering sejumlah tantangan kekerasan atas nama agama dan lainnya, kalau PDI-P masuk itu akan ideal sekali," imbuhnya.

Ketika ditanya, apakah dengan masuknya PDI-P dapat menjamin kestabilan koalisi. Ia mengatakan, PDI-P jauh lebih solid dalam hal plattform kepartaian dibandingkan Golkar dan PKS. "Memang tidak menjamin. Tapi, menurut saya, Golkar selama berada dalam koalisi terlalu menonjol unsur politiknya, sehingga lebih susah diprediksi. Jadi, dengan masuknya PDI-P, setidaknya kita harapkan internal koalisi lebih disiplin nanti, " pungkasnya.

Seperti diberitakan, hubungan Golkar dan PKS dengan Demokrat merenggang dalam koalisi akibat tidak satu suara dalam dua kali usulan hak angket, yakni century dan pajak beberapa waktu lalu. Atas masalah tersebut, dikabarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah mendekati PDI-P dan Gerindra agar masuk ke dalam koalisi menggantikan Golkar dan PKS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com