Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

115 Tahun Mereka di New Caledonia

Kompas.com - 03/03/2011, 00:55 WIB

Menurutnya, pemerintah setempat menaruh perhatian kepada masyarakat Indonesia karena tidak menjadi anggota masyarakat yang rewel, tapi bekerja dengan semboyan "untuk mendapat sesuatu lebih, kita harus bekerja lebih".

"Saya menghargai masyarakat keturunan Indonesia yang bisa berintegrasi dengan baik sehingga dapat membangun New Caledonia bersama-sama dengan masyarakat New Caledonia lainnya.," kata Presiden Pemerintahan New Caledonia Philippe Gomes dalam pidatonya di tugu kedatangan pada 16 Februari.

Budaya masyarakat Indonesia, khususnya budaya Jawa juga masih terpelihara dengan baik kata Djintar.

"Masih ada sunatan, pernikahan atau upacara kematian yang tetap dilakukan hingga saat ini, termasuk yang dilakukan di Wisma Indonesia ini untuk memperkenalkan dan meneruskan kebudayaan Indonesia," kata Djintar.

Pemerintah Prancis menurut Djintar menghargai budaya Indonesia sebagai kekayaan dan mengakui kebudayaan setiap etnis di NC, dan bahkan memberikan bantuan dana untuk pendirian Wisma Indonesia yang terletak di Robinson, dekat Noumea.

Menurut Mari-Jo Siban, seorang niaouli yang kedua orang tuanya berasal dari Jawa Tengah dan sempat tinggal di Indonesia selama 15 tahun, Wisma Indonesia itu sebenarnya sudah selesai dibangun pada 1974, namun baru 1984 saat PMIK berdiri wisma tersebut baru difungusikan.

"Sejak tahun 1984, wisma Indonesia pusat kegiatan PMIK. Hal ini terjadi karena munculnya kesadaran akan pentingnya menjaga identitas budaya kita terutama oleh pemuda Caledonia keturunan Jawa yang membentuk PMIK," kata Siban pada seminar yang diselenggarakan oleh KJRI Noumea pada 30 November 2010 di Hotel Ramada, Noumea.

Pada 1996, tepat 100 tahun setelah orang Indonesia pertama datang ke NC, Komisaris Tinggi NC yang dipegang Bernard Grasset mengumumkan bahwa budaya Indonesia menjadi bagian dari warisan budaya Caledonia dan mendirikan tugu peringatan di Baei-de-l?Orphelinat.

Tugu peringatan juga didirikan di berbagai kota seperti La Foa, Bourail, Farino dan Kone dan sejarah kedatangan masyarakat Indonesia pun juga diabadikan di Museum New Caledonia (Musee de Nouvelle-Caledonie).

KJRI Noumea guna memelihara budaya Indonesia mengadakan kelas belajar tari, gamelan serta pencak silat yang menarik minat warga keturunan Indonesia maupun etnis lain dan kelas bahasa Indonesia dua kali dalam seminggu yang diajar oleh Shierly Timan, seorang wong jukuan yang datang ke Noumea dua belas tahun lalu sebagai penyanyi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com