Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Kita Bukan Provokator

Kompas.com - 02/03/2011, 21:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekjen PKS Anis Matta menuding elite Partai Demokrat memprovokasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sehingga isu evaluasi koalisi makin memanas. Ketua DPP Demokrat Saan Mustofa menolak mentah-mentah pernyataan itu. Menurut Saan, SBY bukanlah pribadi yang mudah diprovokasi.

"Kita bukan provokator. Lagi pula, tidak ada istilah provokasi. Karena Pak SBY itu bukan orang yang mudah diprovokasi. Beliau rasional, obyektif, dan penuh pertimbangan dalam mengambil sikap," ungkapnya di Gedung DPR RI, Rabu (2/3/2011).

Saan juga membantah kekecewaan PKS terhadap pola komunikasi yang dijalankan di Sekretariat Gabungan, termasuk pernyataan bahwa elite Demokrat-lah yang gagal menciptakan komunikasi antarpartai koalisi selama ini. Pernyataan SBY terhadap pimpinan partai koalisi dan pernyataan elite Demokrat terhadap utusan anggota koalisi di rapat-rapat Setgab dinilai sering bertentangan.

"Dalam situasi seperti hari ini, kita tak perlu mencari siapa yang salah dan benar, tapi bagaimana kita ke depan mengevaluasi koalisi agar tertata menjadi lebih baik. Kita coba ambil hikmah dinamika ke depannya," tandasnya.

Menurutnya pula, partai-partai koalisi tak perlu menanggapi pidato Presiden SBY tentang evaluasi koalisi secara emosional karena yang disampaikan SBY adalah penegasan dari hakikat dasar koalisi. Saan menegaskan, SBY tidak menyalahkan, tetapi hanya memiliki penilaian terhadap partai-partai mitra koalisi. SBY, lanjut Saan, tentu akan mencari solusi-solusi yang terbaik demi menata hubungan koalisi yang memadai ke depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com