Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chandra Bersedia Jadi Saksi Meringankan

Kompas.com - 01/03/2011, 14:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra M Hamzah bersedia menjadi saksi meringankan bagi Panda Nababan, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang dimenangkan Miranda Goeltom pada tahun 2004. Chandra akan menjalani pemeriksaan di KPK sebagai saksi pada Kamis (3/3/2011).

Demikian diungkapkan Panda usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (1/3/2011). Ia mengatakan, penyidik KPK menyampaikan kesediaan Chandra. Sementara Bibit, masih berada di luar kota sehingga belum dapat memberi kepastian terkait permintaan Panda.

"Penyidik mengatakan ke saya. Penyidik bilang surat panggilan pada Chandra dan Bibit sudah berjalan. Chandra bersedia hari Kamis diperiksa, Bibit, belum tahu," kata Panda.

Sebelumnya, unsur pimpinan KPK lainnya M. Jasin mengatakan, pimpinan KPKtidak dapat dijadikan saksi meringankan. Pasalnya, dalam kasus dugaan suap yang menjerat 26 politisi DPR itu, pimpinan KPK bertindak sebagai penyidik. "Kalau mau yang meringankan ya harus di luar KPK," kata Jasin. KPK, kata Jasin, harus objektif terhadap kasus yang ditanganinya.

Menanggapi hal ini, menurut Panda, pihaknya meminta Bibit dan Chandra menjadi saksi secara personal, bukan dalam kapasitas mereka sebagai pimpinan KPK. "Bukan sebagai Wakil Ketua KPK, tapi sebagai pribadi. Saya minta mereka memberi kesaksian secara jujur, pertemuan itu hal biasa," ujarnya.

"Saya berterimakasih saudara Chandra bersedia," kata Panda.

Kuasa hukum Panda Nababan, Patra M Zein menambahkan hukum acara tidak melihat pangkat atau jabatan dari saksi. Bibit dan Chandra dipanggil sebagai individu.

"KUHP Pasal184, Chandra dipanggil dimintai keterangan karena mengalami hal yang sama (bertemu dengan anggota dewan sebelum uji kelayakan dan kepatutan di suatu tempat)," kata Patra.

Dia mengapresiasi kesediaan Chandra menjadi saksi bagi Panda. "Artinya tidak ada masalah. Kenapa pimpinan lain memperumit?" tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com