JAKARTA, KOMPAS.com - Adhie M Massardi, juru bicara mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid menilai, keengganan Seskab Dipo Alam untuk minta maaf dan meralat ucapannya, serta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak mengambil tindakan apapun terhadap pembantunya yang bikin hubungan istana dengan pers, khususnya TV One dan Metro TV memanas, karena Presiden memang menjadi bagian penting dari kemelut ini.
"Dipo Alam tidak sepenuhnya salah," ujar Adhie di Jakarta, Senin (28/2/2011).
Menurut Adhie, hanya ada dua kemungkinan mengapa Dipo berani menantang media dengan mengeluarkan instruksi (lisan) agar pemerintah memboikot media yang beritanya selalu kritis terhadap pemerintah. Pertama, Dipo Alam berkata begitu atas perintah Presiden. Kedua, bisa jadi idenya memang dari Dipo Alam, tapi Presiden menyetujui gagasan untuk memboikot media itu.
"Sebab tak mungkin pernyataan dari jajaran kabinet, apalagi yang krusial seperti yang diucapkan Dipo, keluar tanpa sepengetahuan Presiden, atau tanpa seizin Presiden. Sebab, bagaimana pun juga, suara jajaran kabinet merepresentasikan pemerintah, dan mencerminkan sikap Presiden. Karena itu, apa pun yang terjadi, Presiden harus bertanggung jawab, karena kita menganut sistem Presidensiil," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.