Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Memenangkan Hati Nurani

Kompas.com - 25/02/2011, 03:25 WIB

Menurut Farag al-Maghrabi, saksi mata yang melihat kedua pilot dan reruntuhan pesawat, kopilot Sukhoi tersebut berasal dari suku yang sama dengan pemimpin Libya, Khadafy.

Para pilot ini sadar betul, sasaran mereka bukanlah pasukan musuh yang mengancam kedaulatan negara, melainkan warga sipil tak bersenjata, yang sekadar sedang mengekspresikan pendapat dan aspirasi mereka.

Para demonstran itu adalah rakyat Libya yang sudah muak dengan rezim diktatorial yang bercokol di negeri mereka lebih dari 40 tahun. Tugas tentara adalah untuk melindungi rakyat, bukan membasmi mereka.

Perintah Khadafy untuk membunuh rakyatnya sendiri dengan cara-cara demonstratif, seperti menggunakan pesawat tempur dan bom, tersebut mengejutkan dunia. Bahkan, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang sering dikritik pihak Barat karena bersikap represif terhadap kaum oposisi di Iran, berkomentar keras.

”Tak bisa dibayangkan seseorang bisa membunuh dan membombardir warga negaranya sendiri. Bagaimana bisa para perwira itu diperintahkan untuk menembak rakyat mereka sendiri dengan senapan mesin dan tank?” ungkap Ahmadinejad.

Pembangkangan juga dilaporkan terjadi di Angkatan Darat Libya sejak Senin. Para tentara ini memilih berpihak kepada demonstran di Benghazi dan bertempur melawan rekan-rekan mereka sendiri yang masih loyal kepada Khadafy.

Jumlah pembangkang di kalangan diplomat pun terus bertambah. Duta Besar Libya untuk Indonesia, Singapura, dan Brunei Darussalam Salaheddin M El Bishari mengaku tak bisa lagi menerima tindakan tentara yang membunuh warga sipil tanpa ampun.

”Mereka menggunakan senjata berat, jet-jet tempur, dan tentara bayaran untuk melawan rakyat sendiri. Ini tak bisa diterima,” ujar El Bishari.

Hati nurani memang tak pernah bisa dibungkam.

(Reuters/AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com