Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengerukan Dihentikan

Kompas.com - 21/02/2011, 20:20 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengerukan sedimentasi lahar dingin di Kali Gendol, Kali Opak, dan Kali Kuning dihentikan sementara. Ketiga sungai akan menjalani pengukuran tingkat keseimbangan sedimentasi untuk melihat potensi ancaman banjir lahar dingin.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, Rani Sjamsinarsi, Senin (21/2/2011) di Yogyakarta. "Semua sungai akan diukur keseimbangan sedimentasinya. Hal ini untuk mengantisipasi ancaman lahar dingin di akhir 2011 mendatang," ujarnya.

Menurut Rani, bulan Maret mendatang curah hujan diperkirakan mulai berkurang. Kondisi sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi relatif stabil sehingga pengukuran bisa dilakukan.

Dampak lahar dingin masih potensial dialami masyarakat Yogyakarta. Curah hujan yang tinggi akan menjadi pemicu luruhnya lahar dingin dari puncak Merapi. Diperkirakan, akhir tahun 2011 mendatang curah hujan tinggi akan kembali mengguyur kawasan lereng Merapi.

Di sisi selatan Merapi, aliran lahar dingin berpotensi turun melalui Kali Gendol dan Kali Boyong. Berdasarkan survei Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), endapan awan panas di hulu Kali Gendol sepanjang 15 kilometer mencapai 30 juta meter kubik. Endapan ini memenuhi hulu Kali Gendol dan berpotensi turun hingga ke hilir melalui Kali Opak.

Sedangkan, di sisi barat daya, aliran lahar dingi Merapi mengalir melalui beberapa sungai, yaitu Kali Krasak, Kali Putih, Kali Blongkeng, dan Kali Pabelan.

"Endapan material vulkanik di sisi selatan Merapi sebanyak 30 juta meter kubik yang memenuhi Kali Gendol belum turun. Jika turun hujan deras di atas 20 milimeter dan berlangsung lebih dari satu jam, maka banjir lahar dingin bisa terjadi," kata Kepala BPPTK Subandriyo beberapa waktu lalu.

Belum ada cetak biru

Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Code Yogyakarta Totok Pratopo mengatakan, hingga saat ini belum ada cetak biru tentang penataan Kali Code. Padahal, potensi ancaman lahar dingin masih menghantui para warga yang berada di bantaran Kali Code.

Sampai saat ini tidak ada kelembagaan yang secara khusus menangani masalah pengelolaan Kali Code. Karena itu, kebijakan pemerintah saat bencana lahar dingin terjadi tidak jelas, begitu juga penanggarannya. Di luar negeri, seperti Malaysia, pemerintah secara khusus menganggarkan dana 50 juta dollar AS untuk penataan dan pengelolaan Sungai Malaka. "Mereka juga memiliki dewan khusus yang mengelola sungai tertentu," kata Totok.

Hingga saat ini banyak warga di sepanjang bantaran Kali Code yang kehilangan rumah akibat terendam air Kali Code pascaerupsi Merapi. Endapan lahar dingin yang memenuhi sungai menyebabkan dasar Kali Code naik dan permukaan air menggenangi pemukiman warga.

"Sekarang, baik masyarakat maupun pemerintah sama-sama saling menunggu. Warga menunggu bagaimana kebijakan pemerintah, demikian juga pemerintah menunggu bagaimana reaksi masyarakat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com