Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB Tetap Bungkam, Anggota DPR Berang

Kompas.com - 17/02/2011, 16:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor I Wayan Teguh Wibawan menolak menyebutkan merek-merek susu yang mengandung bakteri Enterobacter sakazakii berdasarkan penelitian yang digelar pada 2003-2006 di depan anggota Komisi IX DPR, Kamis (17/2/2011).

Meski anggota DPR sudah mendesak berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA), Wayan tetap kukuh tak mau menyebutkan merek-merek susu tersebut.

"Saat ini tidak (akan mengumumkan) sampai amar putusan kami terima," ucapnya dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Institut Pertanian Bogor (IPB).

Seperti alasan yang dia ungkapkan, Wayan berdalih bahwa pihaknya belum menerima salinan resmi dan otentik dari MA mengenai putusan tersebut. Selain itu, IPB juga belum membicarakan pertimbangan hukum untuk mengungkapkannya kepada publik.

Pasalnya, riset tersebut digelar beberapa tahun silam dan sudah ada riset terbaru yang menunjukkan tak ada lagi susu bubuk formula yang mengandung bakteri penyebab penyakit meningitis tersebut.

Wayan mengatakan, dirinya sudah mengunduh amar putusan tersebut dari situs web resmi MA. Namun dia mengatakan, ada catatan kaki yang harus diperhatikan dengan saksama oleh IPB agar tidak terperosok dalam jerat hukum.

"Saya menjawab ya atau tidak, itu ada alasannya. IPB tidak akan melawan hukum. Namun, jangan sampai juga kami terperosok karena ini bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan alat bukti atau menjadi dasar untuk melakukan upaya hukum nanti. Jadi, IPB jangan dipojokkan karena kami belum menerima isinya," tuturnya.

DPR berang

Ketetapan hati Wayan membuat para anggota DPR berang. Interupsi demi interupsi dilontarkan oleh mayoritas anggota DPR. DPR menilai IPB tidak bertanggung jawab dan mencurigai ada "kongkalikong" antara IPB dan produsen susu yang dimaksud.

Namun, Wayan tetap ogah. Pemimpin rapat, Ahmad Nizar Shihab, menengahi dengan mengusulkan rapat diakhiri dan DPR akan mengundang Rektor IPB Herry Suhardiyanto beserta peneliti Sri Estuningsih.

Meski menuai hujan interupsi dan sikap walk-out dari Fraksi PDI-P dan PAN, rapat menetapkan rencana memanggil rektor dan peneliti pada Senin (21/2/2011) mendatang. "Dia (Dekan) memang tidak berotoritas. Nanti kami tanya rektornya," ucap Nizar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com