Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Yapi Bukti Belum Ada Toleransi

Kompas.com - 15/02/2011, 22:40 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Penyerangan terhadap Yayasan Pondok Pesantren Islam (Yapi) di Pasuruan, Jawa Timur, karena perbedaan mazhab menunjukkan bahwa sikap toleransi dan pluralisme agama belum tertanam dengan baik di masyarakat.

"Ini menunjukkan bahwa masyarakat belum siap menerima pemahaman yang berbeda, meskipun sebenarnya perbedaan atau khilafiyah itu sebenarnya merupakan sunnatullah dalam agama Islam," kata Sulaisi Abdurrazak, Direktur Pusat Studi Agama dan Politik Madura, Jawa Timur, Selasa (15/2/2011) malam.

Sulaisi menyatakan, sikap eksklusif dan tidak mau menerima perbedaan hanya akan menyebabkan terjadinya konflik yang berkepanjangan karena menganggap kebenaran hanya dalam satu sisi, dan tidak mau menghormati perbedaan pemikiran dari kelompok lain.

"Agama itu kan sebenarnya sangat toleran dan tidak menghendaki adanya kekerasan. Kalaupun harus ada perbedaan dan orang lain dianggap salah kenapa tidak melalui jalur dialog saja. Itu cara-cara yang lebih arif," katanya.

Sulaisi menyatakan, aksi penyerangan yang terjadi di Yapi Pasuruan oleh ratusan orang itu hanya akan membuat wajah Islam terpuruk di dunia internasional karena citra Islam akan identik dengan kekerasan.

"Padahal, Islam yang santun dan demokratis yang menghargai perbedaan itu sebenarnya lebih indah daripada yang tampil dengan wajah seram seperti itu," katanya.

Oleh karena itu, sambung Sulaisi, menciptakan kelompok masyarakat yang toleran, menghargai perbedaan, ke depan perlu menjadi tugas semua kelompok masyarakat di negeri ini, baik orang Islam itu sendiri, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah.

Penyerangan sekitar 100 orang terhadap Yapi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa diduga karena masalah perbedaan mazhab. Kelompok Yapi menganut paham Ja’fari sedangkan kelompok penyerang tersebut mengaku berasal dari kelompok Ahlussunnah Wal Jamaah.

Peristiwa penyerangan yang terjadi pada Selasa sore itu merupakan penyerangan yang kedua kalinya setelah tahun 2007. Akibat insiden tersebut sebanyak empat santri mengalami luka serius pada bagian kepala, termasuk dua orang penjaga Yapi.

Pelaku penyerangan diperkirakan berjumlah sekitar seratus orang dan masuk kompleks Yapi secara tiba-tiba dan membabi buta menyerang para santri yang sedang bermain bola di halaman pondok tersebut.

Para penyerang ini merupakan suatu jemaah kelompok pengajian kecil yang setiap habis pengajian dilanjutkan dengan konvoi dan mereka menggunakan baju taqwa dan sarung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com