Dalam pelaksanaan, banyaklah detail yang harus dilakukan. Di Sydney, layar multimedia untuk menayangkan narasi berukuran terlalu kecil sehingga penonton di belakang sulit membaca teks yang juga tak terlalu rinci menceritakan detail cerita.
Hal lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan adalah perbedaan pemahaman. Di Indonesia, hadirnya Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang bercanda di panggung merupakan bagian tak terpisahkan dari wayang. Sementara di kalangan warga India, wayang yang berasal dari Mahabarata masih banyak dianggap sebagai karya yang dimuliakan. Bagaimana sebaiknya saat membawa wayang ke luar negeri, khususnya apabila di antara penonton terdapat orang India?
Selebihnya, sukses ”Banjaran Gatotkaca” di Sydney sebaiknya menjadi modal untuk menyiapkan pertunjukan internasional lain dengan lakon yang tidak kalah hebat.