Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Terlibat Penyerangan Ahmadiyah

Kompas.com - 13/02/2011, 17:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Imparsial, LBH Jakarta, dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat adanya keterlibatan pihak kepolisian dalam penyerangan terhadap pengikut Ahmadiyah di sejumlah daerah.

Direktur LBH Jakarta Nurkholis menyampaikan, keterlibatan polisi tersebut digolongkan dalam empat level. "Pertama, infliction atau menciptakan penderitaan, penghukuman, pengalaman pahit bagi korban. Kedua instigation, mendorong, menganjurkan, menghasut. Ketiga, consent, memberikan persetujuan, keempat, acquiescence, memberikan persetujuan diam-diam," paparnya dalam jumpa pers di kantor Imparsial, Minggu (13/2/2011).

Nurkholis melanjutkan, contoh keterlibatan kepolisian dalam level infliction (penderitaan, penghukuman, pengalaman pahit) adalah ketika Polisi terlibat merusak bangunan masjid dan rumah dalam penyerangan Ahmadiyah di Desa Manis Lor (2010), Parung (2005), dan Makassar (2011). "Di Makassar, polisi mencekik warga Ahmadiyah," katanya.

Sedangkan contoh keterlibatan dalam level instigation (dorongan, anjuran, dan penghasutan) adalah ketika polisi, kata Nurkholis, menjadi sopir dalam mobil yang digunakan massa untuk menyerang pengikut Ahmadiyah di Parung pada 2005.

Juga, saat penyerangan di Cikeusik belum lama ini (6/2/2011). "Polisi menyarankan warga Ahmadiyah Cikeusik memprovokasi terlebih dahulu," ujar Nurkholis.

Level selanjutnya, adalah level consent (persetujuan, izin). LBH Jakarta, Imparsial, dan KontraS mencatat keterlibatan polisi dalam level ini adalah saat peristiwa penyerangan Ahmadiyah di Lombok (2002), Manis Lor (2010), Parung (2005), Cisalada (2010), maupun di Cikeusik (2011).

"Aparat Muspida dan Muspika dalam rentang 1-3 bulan sebelum penyerangan telah memberikan persetujuan atas tekanan-tekanan pihak-pihak perencana serangan untuk mengusir dan membubarkan Ahmadiyah," papar Nurkholis.

Kemudian polisi juga terlibat dalam level ini ketika mengawal iring-iringan massa penyerang pada bentrokan di Makassar (2011). "Juga saat Kapolri Timur Pradopo menyatakan kesiapan pengamanan atas rencana Menteri Agama membubarkan Ahmadiyah," tambahnya.

Selain itu, lanjutnya, polisi terlibat dalam level acquiecence (persetujuan diam-diam) dalam hampir setiap peristiwa penyerangan Ahmadiyah. "Membiarkan pembakaran rumah, tidak mampu berbuat apa-apa, melepaskan pelaku yang tertangkap tangan, membiarkan para penyandang dana dan perencana serangan lolos dari jerat hukum," papar Nurkholis.

"Juga jumlah pasukan pengendali massa yang minim dan alat pertahanan minus. Polisi hanya menonton peristiwa tanpa ada upaya mencegah, seperti tembakan peringatan," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Tahu Arah Pernyataan Wapres | Saudi Deportasi 22 WNI Palsukan Visa Haji

    Nasional
    Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

    Nasional
    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

    Nasional
    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

    Nasional
    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

    Nasional
    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

    Nasional
    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

    Nasional
    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

    Nasional
    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

    Nasional
    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

    Nasional
    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

    Nasional
    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

    Nasional
    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

    Nasional
    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com