Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Abaikan Instruksi Presiden

Kompas.com - 27/01/2011, 11:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang kode etik dan profesi oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri terhadap enam terperiksa yang terlibat kasus Gayus HP Tambunan dipertanyakan. Pasalnya, sidang yang akan digelar bergantian hingga bulan Maret 2011 itu bakal berlangsung tertutup.

Kebijakan Polri kali ini berbeda dengan kebijakan terhadap sidang perdana dengan terperiksa Kompol Arafat Enanie, salah satu penyidik kasus Gayus di Gedung Transnational Crime Center (TNCC) Mabes Polri, Rabu (5/5/2010) silam. Meski media tak dapat meliput di dalam ruang sidang, Polri menyediakan televisi dan alat pengeras suara di depan gedung.

Saat itu, publik bisa memantau jalannya sidang dan mengkritisi setiap pernyataan Arafat terkait penyidikan kasus Gayus tahun 2009. Kali ini, publik tak dapat mengetahui bagaimana keterangan saksi-saksi terkait para terperiksa yang tidak tersangkut pidana.

Seperti diberitakan, Divisi Propam telah menetapkan tujuh anggotanya sebagai terperiksa yakni Brigjen (Pol) Raja Erizman, Brigjen (Pol) Edmond Ilyas, Kombes Pambudi Pamungkas, Kombes Eko Budi Sampurno, AKBP Mardiyani, Kompol Arafat, dan AKP Sri Sumartini. Dari tujuh itu, hanya dua anggota yang dilimpahkan ke pengadilan yakni Arafat dan Sri Sumartini.

Donal Fariz, aktivis Indonesia Corruption Watch atau ICW menilai, tertutupnya sidang itu bentuk pembangkangan Polri terhadap instruksi Presiden terkait kasus Gayus, khususnya dalam point ke-11. Instruksi itu terkait keterbukaan penanganan kasus agar publik dapat mengikuti setiap perkembangan di lembaga penegak hukum atau unsur pemerintah.

"Ketika instruksi itu tidak dilakukan dan partisipasi publik ditutup, maka mereka melakukan pembangkangan terhadap Presiden," lontar Donal ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (27/1/2011).

Dikatakan Donal, sikap Polri itu sebagai bentuk melindungi perwira-perwira yang punya peran strategis terhadap kasus Gayus. "Sidang orang yang berada di lingkaran inti kasus Gayus dan orang yang diduga bertanggungjawab aksesnya ditutup. Sementara terhadap orang seperti Arafat terbuka," ucap dia.

"Apa ketakutan Polri sampai sidang tertutup? Saya pikir tak perlu ada ketakutan kalau mereka mau buka-bukaan kasus Gayus. Kita khawatir ini bagian yang ujung-ujungnya upaya melindungi oknum bermasalah. Publik tentu tidak percaya terhadap hasilnya," lontarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com