Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Timah, Wapres Panggil Dua Menteri

Kompas.com - 22/01/2011, 21:51 WIB

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono memanggil dua menteri dari Jakarta untuk datang ke Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, Sabtu (22/1/2011) sore. Keduanya diminta mengikuti rapat dinas terkait kerusakan lingkungan pascapenambangan timah.

Rapat digelar Sabtu malam ini sejak pukul 20.00 di lantai tiga Kantor Gubernur Provinsi Babel di Pangkal Pinang. Kedua menteri yang dipanggil mendadak itu adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh serta Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Rapat dipimpin Wapres Boediono dan dihadiri Gubernur Babel Eko Maulana Ali Soeroso beserta jajaran Pemerintah Provinsi Babel.

Selain dua menteri yang khusus datang ke provinsi penghasil timah dan karet itu, hadir pula dua menteri yang telah menyertai kunjungan kerja Wapres selama dua hari sejak di Palembang, yakni Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Setelah rapat dibuka Wapres dan diawali laporan oleh Gubernur Babel, pers diminta keluar ruangan sehingga rapat menjadi tertutup dan tidak diketahui isi pembicaraannya.

Apa yang dibahas di rapat tampaknya tak jauh dari apa yang disampaikan Wapres Boediono sore tadi saat bertemu dengan perwakilan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri se-Provinsi Babel di Desa Namang, Kecamatan Bangka Tengah.

Di acara itu Wapres menyatakan, masyarakat Provinsi Babel secara jangka panjang jangan lagi hanya menggantungkan perekonomian pada hasil timah. Pasalnya, hasil tambang yang hanya dihasilkan di provinsi yang kini dijuluki "Negeri Serumpun Sebalai" atau "Negeri Laskar Pelangi" itu suatu saat akan habis.

Babel harus mengganti dengan kegiatan ekonomi lain yang berorientasi pada kelestarian lingkungan alam, seperti kelapa sawit dan karet.

Sebelum mendarat di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, pesawat Fokker 100 yang membawa rombongan Wapres sempat melintasi kawasan bekas pertambangan timah yang lingkungan hutannya sudah hancur dan gersang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com