Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Fadilah Diteror Melalui SMS

Kompas.com - 17/01/2011, 22:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang tak lain mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, mengaku mendapat ancaman melalui pesan singkat terkait pengakuannya kepada Tribunnews, Sabtu (15/1/2011) lalu. Saat itu Siti Fadillah mengutarakan bahwa dirinya memang sudah mendengar kabar tentang penyakit yang diidap Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih.

Siti Fadilah membantah bila dikatakan dirinyalah yang membocorkan sakitnya Menkes. "Begitu berita itu muncul di Tribunnews, saya langsung mendapat SMS ancaman. Tapi SMS itu langsung saya jawab, saya tanggapi balik. Alhamdulillah, sekarang tidak ada ancaman lagi. Saya tegas bantah kalau dikatakan melanggar. Karena saya kan ditanya, saya jawab saya mendengar. Saya mau diusut, mau dilaporkan ke Majelis Kode Etik Kedokteran," cerita Siti Fadilah kepada Tribunnews, Senin (17/1/2011) malam.

"Saya dibilang menyebarkan diagnosis Bu Endang ke publik. Tuduhan di SMS itu tidak benar. Saya kan cuma bilang, dengar-dengar, tapi enggak bilang soal diagnosisnya. Saya juga tahu kode etik kok. Kalau mau lapor silakan saja. Bu Endang kan pejabat publik sehingga rakyat perlu tahu kondisinya," ujar Siti Fadilah.

Nomor pengirim SMS tak ia kenal dan tidak tersimpan di handphone miliknya. Setelah ia membalas SMS itu, tak dijawab lagi oleh si peneror.

"Saya jawab keras, eh tidak dibalas-balas lagi. Melanggar kode etik itu kalau seorang dokter membocorkan penyakit pasiennya tanpa persetujuan atau seizin terlebih dahulu. Nah, saya kan hanya mendengar dia sakit," tandas Siti. (Tribunnews/Rachmat Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com