JAKARTA, KOMPAS.com — Akibat kelakuan negatif sebagian kecil politisi, sorotan tajam bukan hanya ditujukan kepada pemerintah yang berkuasa, melainkan juga semua politisi tanpa kecuali, termasuk yang muda-muda.
"Kelakuan politisi yang negatif sudah berimbas ke politisi muda," ungkap anggota Partai Golkar, Indra J Piliang, Senin (17/1/2011), ketika berbicara dalam Pertemuan Meja Bundar 100 Tokoh Pergerakan "Krisis Moral Pemimpin dan 2011: Tahun Kebenaran" di Gedung Joang 1945, Jalan Menteng Raya, Jakarta.
Soal pertemuan lebih dari 100 tokoh pergerakan itu untuk menyikapi kebohongan pemerintah, Indra akan mendukung apa pun hasil dan tindak lanjut dari pertemuan tersebut. Namun, ia meminta pihak-pihak dalam pertemuan itu agar segera bertindak, jangan terlalu beretorika.
"Kalau ngomong terus, revolusi terus tertunda. Apalagi, ini dinilai sebagai pertemuan gagasan atau ide, bukan pertemuan latar belakang sehingga akan didukung oleh rakyat," ujar dia. "Pertemuan ini penting bagi bangsa agar jangan sampai salah arah," lanjut Indra.
Anggota Fraksi PKB, Effendi Choirie, mengakui 80 persen rakyat Indonesia merasa tak punya pemimpin. Selain kata kebohongan dan kata-kata lainnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diduga sebagai sosok agen kapitalis dan neoliberal. "Sikap seluruh rakyat itu sifatnya kumulatif karena ada kesamaan gagasan/ide/pikiran/konsepsi. Tinggal aksi!" ujarnya.
Untuk melakukan revolusi, lelaki yang akrab dipanggil Gus Choi itu memandang tak perlu lagi berpikir konstitusi atau prosedur yang mensyaratkan suara Dewan. Hal itu karena pesan revolusi yang dibawa adalah kebenaran Tuhan yang membawa hati nurani rakyat.
"Meski saya sebagian kecil dari anggota Dewan, ini adalah revolusi. Ada misi membawa kebenaran Tuhan dengan atas nama hati nurani rakyat," ujar Gus Choi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.