Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manila: Nurdin "Ndableg", PSSI Harus Direvolusi

Kompas.com - 10/01/2011, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Manajer Tim Nasional Indonesia, IGK Manila, mengaku pesimistis akan adanya perubahan dalam kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini. Ia pun menuding Ketua Umum PSSI Nurdin Halid tidak bisa berkaca diri (ndableg) meski banyak dihujat masyarakat. Dengan demikian, satu-satunya jalan adalah dengan merevolusi tubuh PSSI.

"Dia (Nurdin Halid) enggak bisa berkaca diri. Mungkin di rumah dia enggak ada cermin. Orang sudah bilang dia gagal, dia bilang tidak. Disuruh mundur, dia enggak mau. Satu-satunya jalan yaitu revolusi, harus segera dimulai," ungkap Manila, Senin (10/1/2011), saat mendatangi kantor KPK bersama Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta.

Ia pun pesimistis dengan kondisi kepengurusan saat ini, PSSI mampu membawa perubahan bagi dunia persepakbolaan Tanah Air. "Saya pesimistis dengan kondisi yang ada saat ini. Satu lagi, olahraga harusnya dipimpin orang yang profesional, jangan bawa olahraga ke ranah politik," ungkap Manila, yang pernah menjabat sebagai manajer timnas tahun 1997 tersebut.

Lebih lanjut ia mengkritisi sikap PSSI yang tidak mengakui keberadaan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Padahal, menurut Manila, keberadaan LPI sebenarnya baik untuk mengurangi beban PSSI dalam menyeleksi pemain timnas terbaik.

"Daripada pertandingan kemarin, Persija tanding, selesai itu malah ada kerusuhan. Harusnya PSSI bercerminlah," ucap pria berkepala plontos yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Orari tersebut.

"Dia harus jadi pemimpin yang memikirkan timnas, kepentingan nasional yang harus diutamakan, kalau enggak itu tim Nurdin namanya," pungkas Manila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com