Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Ani-Megawati Dagelan Politik

Kompas.com - 09/01/2011, 18:26 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Mas’ud Said, menyatakan bahwa wacana pencalonan duet Ani Yudhoyono-Megawati sebagai calon presiden dan wakil presiden pada 2014 seperti dagelan politik.

"Kalau keduanya digabungkan, ya sangat sulit. Masalahnya siapa yang jadi calon presiden dan siapa yang jadi wakil presiden, apalagi berangkat dari gender yang sama, tidak mungkin matahari bertemu matahari atau rembulan bertemu rembulan," kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM itu ketika menanggapi wacana duet Ani Yudhoyono-Megawati, di Malang, Minggu (9/1/2011).

Selain itu, Megawati merupakan mantan presiden sehingga tidak mungkin mau menjadi wakil presiden. Secara politis pun juga sangat berat untuk disandingkan.

Akan tetapi, jika keduanya berangkat sendiri-sendiri atau Ani Yudhoyono tetap dicalonkan dari Partai Demokrat (PD) dan tetap ingin berkoalisi dengan PDI-P, maka pasangan yang terbentuk adalah Ani Yudhoyono sebagai RI-1 dan Puan Maharani sebagai RI-2.

Kalau koalisi pencalonan seperti itu, kata dia, baru namanya politik sesungguhnya, bukan politik dagelan seperti yang belakangan ini diwacanakan.

Namun, lanjut Mas’ud, bisa saja hal itu terjadi dengan tujuan keduanya (Ani Yudhoyono dan Megawati) hanya untuk check sound guna mengetahui reaksi masyarakat dalam menatap Pemilu Presiden 2014.

Ia mengakui, pada Pemilu 2009 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjadi figur yang pas dari PD, tetapi 2014 sudah tidak bisa dicalonkan lagi.

"Kalau PD tidak bisa mencalonkan SBY lagi, PD harus punya penyangga dan penyangga terbesar itu adalah PDI-P," tegasnya.

Oleh karena itu, katanya, akan lebih baik PD mengambil tokoh muda sebagai calon wakil presidennya.

Dengan demikian, duet yang paling tepat kalau PD tetap ingin berkoalisi dengan PDI-P adalah Ani Yudhoyono menggandeng Puan Maharani.

"Tapi itu kan masih lama, pasti partai-partai politik masih menggodok calon-calonnya yang bakal dimunculkan. Oleh karena itu, wacana yang memunculkan nama Ani Yudhoyono-Megawati tersebut hanya sebagai check sound saja, pasti akan berubah," ujar Guru Besar Ilmu Pemerintahan UMM tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com