Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Terkendala Waktu

Kompas.com - 04/01/2011, 19:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Tindak Kekerasan di Puncak Jaya, Ridha Saleh, mengakui, tim kerjanya terkendala berbagai hambatan dalam melakukan penyelidikan, terutama masalah waktu.

"Munculnya berbagai peristiwa kekerasan di wilayah Papua, khususnya di Puncak Jaya tidak sebanding dengan waktu yang disediakan bagi tim dalam menjalankan mandatnya," kata Ridha kepada wartawan dalam siaran pers di kantor Komnas HAM Jakarta, Selasa (4/1/2011).

Ridha mengatakan, selain keterbatasan waktu yang hanya satu bulan melakukan penyelidikan, pihaknya juga terkendala situasi keamanan. Sulitnya mencapai lokasi tempat tinggal para saksi tindak kekerasan yang harus ditempuh pulang pergi 20 jam, keterbatasan anggaran, serta informasi yang tidak dapat diakses sepenuhnya oleh Komnas HAM, dinilai sebagai faktor yang menghambat tim.

Dalam keterbatasan tersebut, tim pemantauan dan penyelidikan tindak kekerasan memfokuskan pada tiga peristiwa dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Puncak Jaya Papua.

Peristiwa pertama, pembunuhan seorang Pendeta Sidang Gereja GIDI Toragi,  Distrik Tinggi Nambut bernama Pendeta Kinderman Gire pada 17 Maret 2010. Peristiwa ini berawal dari kejadian 10 Maret 2010 dimana Kinderman bersama jemaatnya mengirim uang kepada Pendeta Air Gire di Wamena.

Uang tersebut untuk membeli bahan bakar bensin 15 liter, guna pembelahan kayu untuk keperluan pembangunan gereja. Air Gire meminta Kinderman berjaga di jalan karena ia akan mengirimkan lewat jalan, pesannya agar jangan sampai terlewat. Saat rombongan Kinderman Gire menunggu kiriman, pasukan TNI Batalyon Infanteri (Yonif) 756 lewat.

Mereka curiga dan menanyai Kinderman. Tak percaya, Kinderman dibawa dan disiksa hingga mukanya bengkak dan menghitam.

Sekitar dua minggu kemudian, warga menemuka kepala pendeta Kinderman tersangkut di pinggir sungai Tinggin, Yamo, Gurage. Tubuhnya kemudian ditemukan, keluarga memutuskan membakar jenasah Kindeman.

Peristiwa kedua, kasus video kekerasan dalam pelaksanaan patroli pada 16 Maret 2010. Tanggal tersebut kira-kira pukul 23.00 WIT, 24 anggota Satgas Yonif 753 /AVT melakukan patroli dengan berjalan kaki. Satuan tugas ini mendapat informasi bahwa di ketinggian arah selatan ada yang memiliki dua pucuk senjata jenis AK-SN dan Mouser.

Ketika sampai di lokasi, didapati sekelompok warga yang diduga GPK berjumlah 27 orang yang dipimpin Dipes Tabuni. Mereka kemudian dipisahkan antara yang laki-laki dan perempuan. Saat meminta informasi kepada kelompok laki-laki, disertai tindak kekerasan oleh anggota TNI dengan menendang, menggunakan kaki kanan dengan memakai sepatu lars pada punggung belakang korban, serta memukul kepala korban dengan helm tempur.

Peristiwa ketiga, kasus kekerasan warga sipil saat diinterogasi yang terekam dan sempat beredar di situs you tube pada 30 Mei 2010. Di dalam video tersebut, terlihat dua orang warga bernama Anggenpugu Kiwo dan Telangga Gire diinterogasi mengenai keberadaan senjata dan pimpinan Operasi Papua Merdeka (OPM). Interogasi ini disertai tindak kekerasan yang tak manusiawi.

Keduanya diikat dan ditempatkan terpisah. Korban ini diinjak, dipukul, dan sempat diancam akan ditembak. Bahkan salah satu korban disulut dengan bara kayu yang masih berasap di alat kelaminnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com