Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Didesak Buka Gembok Panti Asuhan

Kompas.com - 27/12/2010, 14:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis dan lembaga perlindungan anak yang tergabung dalam Koalisi Advokasi Hak Anak Indonesia, Senin (27/12/2010) meminta negara untuk segera membuka gembok Panti Asuhan Khasanah Kautsar, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dua puluh hari yang lalu pihak kepolisian dan Kejaksaan Negeri Tasikmalaya menyegel panti asuhan tersebut setelah Front Pembela Islam (FPI) mengerahkan massa ke sana. FPI memprotes keberadaan panti asuhan Khasanah Kautsar karena dianggap menyebarkan pendidikan aliran Ahmadiyah.

"Membuka kunci atau gembok yang mengisolasi anak panti asuhan. Menjamin keselamatan anak panti tersebut. Menjamin suasana kondusif bagi anak panti asuhan untuk sosialisasi di sekolah," ujar Ketua SOS Children's Village Indonesia, Hadi Nitihardjo dalam jumpa pers di Jakarta.

Koalisi juga meminta agar tidak ada diskriminasi sosial terhadap anak-anak yang tinggal di panti asuhan tersebut.

Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, meminta agar anak-anak tersebut tidak dilibatkan dalam konflik, termasuk konflik berlatar belakang agama yang melibatkan penganut Ahmadiyah. "Anak seharusnya tidak dilibatkan dalam konflik, belum menjadi penyadaran, kami menyarankan agar ada gerakan nasional untuk itu.Bangsa yang besar adalah yang mencintai anak-anak," kata Seto yang juga tergabung dalam Koalisi Advokasi Hak Anak Indonesia.

Koalisi menilai, sikap kepolisian dan kejaksaan negeri yang mengunci panti asuhan bukanlah sikap yang tepat. Menurut Seto, penggembokkan tersebut dapat merusak kepribadian anak. "Bisa jadi minder, semangat belajar hilang, menjadi pemberontak, melawan, benci dan balas dendam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com