Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6.825 Hektar DAS Jadi Lahan Kritis

Kompas.com - 17/12/2010, 20:11 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Laju erosi daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Kudus, melebihi ambang batas yang ditetapkan sebesar 20 ton per tahun atau sekitar 2 milimeter per tahun, demikian dikatakan Bupati Kudus Musthofa.

"Berdasarkan data yang ada, laju erosi untuk DAS Serang dan Juwana mencapai 60,6 ton per tahun atau 6,4 mm/tahun," katanya pada acara pencanangan One Billion Indonesian Trees dan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (GPTPP) di Desa Rejosari, Kecamatan Dawe, Kudus, Jumat (17/12/2010).

Tingginya laju erosi tersebut, menandakan kebiasaan masyarakat dalam budidaya lahan kering belum banyak menerapkan teknik-teknik usaha tani konservasi pada lahannya.

Berdasarkan data dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun, luas lahan kritis di Kudus mencapai 6.825,49 hektar.

"Khusus di lereng Gunung Muria, luas lahan kritisnya mencapai 2.230 hektare," ujarnya.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, katanya, Pemkab Kudus melakukan berbagai kegiatan, seperti melakukan penghijauan di lereng Gunung Muria seluas 324 hektare, melalui kegiatan fisik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 142,56 juta batang.

"Sebanyak 29 kelompok tani juga membuat kebun bibit rakyat (KBR) dengan jumlah tanaman sekitar 1,45 juta batang atau minimal 50.000 batang per kelompok," ujarnya.

Upaya tersebut, akan berjalan efektif jika dilaksanakan secara berkelanjutan.

Ia berharap, masyarakat ikut peduli menjaga kelestarian lingkungan dan hutan agar tidak mengalami kerusakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com