Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buya: Harga Saya Hanya Rp 2 Miliar?

Kompas.com - 08/12/2010, 12:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Tokoh Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, mengaku sebenarnya tak mau ambil pusing soal pemberitaan tabloid SI yang mengatakan bahwa dia menerima suap berupa apartemen mewah di bilangan Rasuna Said senilai Rp 2 miliar dari pengusaha Aburizal Bakrie.

Pemberitaan tersebut dilansir tabloid SI edisi 101 tanggal 19 November-3 Desember 2010. Judul berita tersebut "Multi Accident Award" dan berada di halaman 13.

"Di tengah perseteruan, kontroversi, dan penolakan oleh sastrawan sampai cendekiawan atas penganugerahan Bakrie Award, belakangan nama sekelas Ahmad Syafii Maarif, seorang cendekiawan sekaligus pendiri Maarif Institute, cenderung bungkam. Menurut sumber SI, Syafii Maarif bungkam dan tidak kritis lagi setelah menerima apartemen mewah senilai Rp 2 miliar dari Aburizal Bakrie," sebut berita tersebut. Seperti dikabarkan, Buya selama ini dikenal kritis atas insiden Lumpur Lapindo.

Sebelum pemberitaan di atas, pada terbitan edisi 100, SI sempat menurunkan pemberitaan sejenis. Namun, pada edisi tersebut tak disebutkan nominal harga apartemen tadi. Setelah pemberitaan diturunkan, tepatnya tanggal 25 September 2010, seorang wartawan SI telah menyampaikan permintaan maaf. Namun, pada edisi berikutnya, SI malah menajamkan pemberitaan tersebut.

"Sebenarnya saya sudah tak mau menanggapi pemberitaan itu. Seakan-akan SI itu besar. Saya juga tidak tahu pemberitaan itu jika tidak diinformasikan seorang kawan. Tapi, saya berpikir, jika didiamkan, nanti publik malah menganggap hal itu benar," kata Buya pada jumpa pers singkat di Jakarta, Rabu (8/12/2010).

Pada kesempatan itu, Buya membantah memiliki apartemen tersebut. "Jadi, harga saya hanya Rp 2 miliar?" kata Buya seraya tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com