Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Khek yang Tetap Lestari

Kompas.com - 22/11/2010, 10:31 WIB

Mereka beremigrasi ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penutur bahasa Khek di Indonesia cukup banyak, khususnya warga Tionghoa di Kalbar, Palembang, dan Bangka-Belitung.

Menurut peneliti budaya lokal asal Kalbar, Dedy Ari Asfar MA, bahasa Khek ini memang bukan bahasa daerah, tetapi bahasa ini menjadi bagian multikulturisme di masyarakat provinsi ini.

Berdasarkan pengamatannya, bahasa Khek ini berkembang pada ranah oralitas saja. Artinya, ini menjadi sekadar bahasa tutur dan pergaulan di keluarga warga Tionghoa dan interaksi antar-Tionghoa.

Perkembangan bahasa Khek, kata Dedy yang bekerja di Balai Bahasa Pontianak itu, tidak memiliki kedalaman dalam pelestariannya. Di sini tidak ada pengembangan linguistiknya di segi bahasa tulis, seni sastra, atau terstruktur diajarkan di kegiatan belajar formal atau semiformal, seperti  kursus-kursus.

Bahkan, pada keluarga Tionghoa di Kalbar, anak-anak mereka saat ini mulai disuruh belajar bahasa Mandarin, setidaknya melalui kursus bahasa apabila di sekolahnya tidak diajarkannya.

Acui mengakui, anak-anak Tionghoadi kota-kota besar di Kalbar ada kecenderungan mulai mempelajari bahasa Mandarin secara sistematis. Namun, belajar bahasa Mandarin bukan masalah etnisitas atau rasa keturunan China, melainkan karena kegunaannya sebagai salah satu bahasa internasional.

"Hal ini dinilai akan baik bagi masa depan anak-anaknya di pergaulan internasional, di mana China juga mengalami perkembangan ekonomi terpesat di dunia saat ini," katanya.

Hal yang sama diakui Soni Sujaya, siswa SMA Santo Petrus Pontianak yang merupakan keturunan Tionghoa. Ia biasa berbahasa Khek dalam berkomunikasi di keluarga dan kerabatnya. Namun, ia juga disuruh belajar bahasa Mandarin.

"Antara bahasa Khek dan Mandarin banyak perbedaan walau ada yang mirip. Tetapi, kita tetap harus belajar Mandarin serius karena walau sudah bisa berbahasa Khek, bukan berarti mudah berbahasa Mandarin," katanya.

Perkembangan berbahasa Mandarin di warga keturunan Tionghoa, dalam pengamatan Acui, tidak akan menggeser bahasa Khek karena kebiasaan berbahasa Khek di keluarga Tionghoa sudah kental dan menurun secara alami dari generasi ke generasi.

Di samping itu, dengan komunitas Tionghoa di Kalbar yang cukup besar, yang diperkirakan sekitar 20-an persen, menurut Acui, bahasa Khek akan tetap lestari karena faktor lingkungan yang cukup besar itu bakal mendukungnya.

Apalagi sebagian warga dari komunitas lain di Kalbar, seperti Melayu, Dayak, dan Bugis, menurut pengamatan Acui, ada yang ikut mempelajarinya akibat adanya hubungan dagang dan sosio-ekonomi yang intens dengan warga Tionghoa berbahasa Khek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com