”Itu perlu dilakukan agar tidak terlalu lama masyarakat berspekulasi,” kata Mas Achmad Santosa, anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, di Jakarta, Jumat (12/11).
Gayus Tambunan adalah mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang sedang menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait kasus pajak miliaran rupiah. Selagi disidang, ia ditahan di Rumah Tahanan Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Praktisi telematika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Abimanyu Wachjoewidajat, menilai foto lelaki mirip Gayus yang diabadikan Kompas itu memiliki bentuk tulang mata, hidung, dan mulut yang identik dengan Gayus. Namun, pembuktian ilmiah kebenaran foto tersebut adalah Gayus akan lebih mudah jika proses analisis dilakukan terhadap sumber data aslinya.
Untuk lebih meyakinkan kebenaran itu bisa dilakukan dengan menelusuri ”saksi mati” dan ”saksi hidup” di foto tersebut. Saksi mati, misalnya, mengidentifikasi benda-benda mati, seperti bangku atau penanda lain yang menunjukkan tempat yang ada di foto. Saksi hidup diidentifikasi dari penonton yang ikut diabadikan dalam foto itu.
”Kemungkinan keluarnya Gayus hingga ke Bali sebenarnya tidak hanya bisa diidentifikasi dari foto yang dimuat Kompas. Perjalanan dari rumah tahanan hingga ke Bali tentu ada interaksi dengan banyak orang dan bukti-bukti lain, misalnya saja closed circuit television (CCTV) di bandara,” katanya.
Pendapat senada disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Chan Basaruddin. Menurut dia, pembuktian keberadaan Gayus di pertandingan tersebut bisa melalui kesaksian orang-orang di sekitar Gayus yang ikut diabadikan dalam foto. Jika diperlukan, foto itu juga bisa dianalisis menggunakan pemrosesan citra. Untuk proses tersebut, kata Chan, pihaknya sangat membuka diri jika kepolisian membutuhkan bantuan.
Salah satu alat bukti yang dapat melacak secara pasti keberadaan Gayus apakah benar keluar dari Rutan Brimob dan pergi menonton tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 di Nusa Dua, Bali, adalah rekaman kamera CCTV yang berada di Hotel Westin, Bali.
Kemarin, pihak Hotel Westin mengaku sudah dihubungi Kepolisian Daerah Bali. Direktur Pemasaran dan Komunikasi Hotel Westin Rainata Tjoa, melalui pesan singkat (SMS), menyatakan, ”Kami sudah dihubungi Polda Bali. Untuk follow up, mungkin bisa langsung dengan Polda.”
Namun, Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Gde Sugianyar Dwi Putra membantah sudah menerima dan memeriksa rekaman CCTV dari Hotel Westin. ”Kami belum mendapatkan perintah untuk mengambil dari Westin. Kami tak berani karena kasus ini ditangani Mabes Polri,” kata Sugianyar.