Komentar Mahasiswa UI soal Obama

DEPOK, KOMPAS.com — Sebagian mahasiswa Universitas Indonesia berkomentar negatif terhadap rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke kampus mereka untuk memberikan kuliah umum.

Seorang mahasiswa jurusan psikologi, Adnan, menilai rencana kedatangan orang nomor satu di Amerika Serikat itu mengganggu akses mahasiswa terhadap fasilitas kampus. Contohnya, kata Adnan, loket pendaftaran akses hotspot mahasiswa di rektorat UI ditutup hari ini hingga 11 November. "Saya mau daftar hotspot, katanya ditutup, sampai tanggal 11. Wah, itu pasti gara-gara Obama mau datang," papar Adnan.

Penutupan sejumlah pintu masuk UI yang diduga merupakan bagian rencana dari pengamanan Obama pun dinilai mempersulit mahasiswa. Menurutnya, hal itu terasa lebih karena pihak universitas sebelumnya tidak menginformasikan perihal penutupan pintu tersebut kepada mahasiswa. Akibat penutupan pintu akses di Pondok Cina, Adnan terpaksa memutar kendaraan ke Gerbang Utama untuk dapat masuk.

Hal tersebut membuatnya terlambat masuk kuliah dan memilih untuk bolos. "Asli beneran saya enggak tahu pintu ditutup, mangkanya sekarang cabut," katanya.

Hal senada disampaikan Aria, mahasiswa Fakultas Teknik. Menurutnya, meskipun kedatangan Obama dapat mengangkat nama UI di mata internasional, kehadirannya di UI dinilai dapat mengganggu aktivitas perkuliahan.

Selain itu, kata Aria, Kota Depok, tempat UI berada, bukanlah pusat kota. Oleh karena itu, kehadiran Obama di Kota Depok menurut Aria membuang terlalu banyak tenaga. "Lebih baik di pusat Jakarta saja, dekat pemerintahan saja. Akses ke sini (Depok) enggak segampang ke pusat kota. Jadi, selain ganggu aktivitas perkuliahan, terlalu banyak buang tenaga," paparnya.

Berbeda halnya dengan pendapat Lina, mahasiswa Ilmu Budaya. Dia ingin menyaksikan langsung kuliah umum Obama yang rencananya berlangsung di Balairung UI Depok. Namun, para mahasiswa, kata Lina, tidak mendapat informasi yang jelas mengenai cara untuk menghadiri kuliah umum Obama. "Kami mau daftar, tapi belum tahu ke mana. Cuma dari SMS yang beredar suruh kirim nama, NPM, fakultas, tapi kayanya SMS-nya juga enggak jelas gitu," katanya.