Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maksimalkan Hari Pahlawan

Kompas.com - 08/11/2010, 04:51 WIB

Surabaya, Kompas - Surabaya belum memaksimalkan status Kota Pahlawan sebagai ikon maupun untuk kepentingan pariwisata yang membawa keuntungan ekonomis. Selama ini, perayaan Hari Pahlawan baru sebatas seremonial dengan waktu pendek.

Ketua Dewan Pariwisata Indonesia Daerah Jawa Timur Yusak Sutanto mengatakan, kegiatan menjelang Hari Pahlawan memang sudah ada. Tahun ini Pemerintah Kota Surabaya antara lain membuat parade Surabaya Juang dari Tugu Pahlawan ke Balaikota Surabaya, Minggu (7/11). ”Dalam kacamata pariwisata, kemasan acaranya belum menarik dan memaksimalkan potensi,” tuturnya di Surabaya.

Selama ini pola peringatan relatif sama dari tahun ke tahun. Hal itu akan menjemukan bagi pengunjung. Selain itu, waktu peringatan relatif pendek. ”Kalau dikemas lebih menarik, potensi pasar masih besar untuk menjual festival atau apa pun namanya pada peringatan Hari Pahlawan,” ujarnya.

Sementara Wakil Ketua Surabaya Heritage Freddy H Istanto mengatakan, tidak semua kota menyandang status sebagai Kota Pahlawan. Surabaya beruntung termasuk salah satu dari sedikit kota itu. ”Kota lain yang menyandang status Kota Pahlawan antara lain Teheran (Iran), Hiroshima (Jepang), dan Gdanks (Polandia),” ujarnya.

Hal itu sebenarnya keuntungan besar bagi Surabaya. Apalagi, sebagian bangunan terkait Hari Pahlawan masih berdiri. Gedung Internatio tempat Brigadir Jenderal AWS Mallaby tewas pada 31 Oktober 1965 masih berdiri. Demikian pula kantor Gubernur Jawa Timur tempat Gubernur Suryo mengendalikan Jatim dan khususnya Surabaya pada masa-masa genting itu. ”Beberapa gedung memang perlu dimaksimalkan lagi agar menarik bagi wisatawan,” ujarnya.

 

 

Yusak mengusulkan, Surabaya membuat kegiatan setidaknya antara 31 Oktober sampai 10 November. Rentang waktu itu dipilih karena pada rentang waktu itu Hari Pahlawan ditentukan. Setidaknya menghitung sejak kematian Mallaby sampai hari pertama serangan Sekutu atas Surabaya pada 10 November 1945.

Lokasi atau bangunan penting terkait peristiwa 10 November 1945 perlu dimaksimalkan. Setidaknya selama Festival Hari Pahlawan, bangunan atau lokasi itu mudah diakses publik dan ada kegiatan di sana. ”Pada waktu yang sudah ditetapkan, buat kegiatan antara kantor gubernur sampai setidaknya Hotel Majapahit,” tuturnya.

Kantor gubernur diharapkan dibuka pada masa festival itu. Diyakini banyak wisatawan akan tertarik masuk gedung bersejarah itu. ”Banyak tamu-tamu dari Eropa bertanya-tanya seperti apa bangunannya. Mereka hanya mendengar sebagian bangunan itu masih asli, namun tidak bisa melihat sendiri isi dalamnya.,” tutur General Manajer Surabaya Plaza Hotel ini.

Bangunan lain terkait dengan peristiwa itu diharapkan terbuka selama masa festival. Kunjungan gedung pemerintahan yang punya nilai sejarah dapat menjadi atraksi pariwisata yang menarik. Pemerintah Amerika Serikat melakukan itu dengan kunjungan ke Gedung Putih, tempat presiden berkantor atau ke Gedung Senat. ”Kunjungan ke gedung-gedung tua lain bisa juga dilakukan seperti sayap Hotel Majapahit, tempat peristiwa perobekan bendera,” tuturnya.

Selain itu, tidak hanya karnaval yang harus diselenggarakan. Perlu dibuat kegiatan lain seperti festival jajanan Surabaya masa lalu. ”Festival dalam waktu relatif panjang akan memberikan kesempatan bagi orang luar Surabaya menikmati betul nuansa Hari Pahlawan. Sayang datang jauh-jauh hanya untuk menonton parade yang berlangsung setengah hari,” tuturnya.

Festival itu sebaiknya disusun jauh-jauh hari. Selanjutnya dipromosikan ke kota lain di Indonesia atau luar negeri. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com