Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Putar Otak Lanjutkan Periksa Nunun

Kompas.com - 02/11/2010, 19:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Komisi Pemberantasan Korupsi saat ini masih terus mencari upaya untuk melanjutkan pemeriksaan terhadap Nunun Nurbaeti, terkait kasus dugaan suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Suaray Goeltom.

Sudah berkali-kali Nunun dipanggil, tetapi tidak pernah bisa diperiksa karena sakit lupa. Kini, malah beredar kabar bahwa Nunun tidak berada di Indonesia.

"Kami sedang memikirkan mekanisme second opinion karena kami dapat info bahwa yang bersangkutan tidak ada di Jakarta. Bagaimana melakukan pendapat kedua tentang kesehatan Bu Nunun. Bukan sembuh total, tapi secara medis apakah bisa dilakukan pemeriksaan," ujar juru bicara KPK, Johan Budi, Selasa (2/11/2010) di Gedung KPK, Jakarta.

Johan menjelaskan, KPK selama ini terus memanggil Nunun. Namun, pemanggilan selalu gagal karena yang bersangkutan masih sakit dan tidak berada di Jakarta. Meski demikian, surat keterangan sakit akan terus dipelajari.

Menurutnya, keterangan Nunun memang penting untuk membongkar identitas pemberi dana senilai Rp 24 miliar yang diberikan untuk memuluskan langkah Miranda menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

"Bu Nunun memang penting didengar keterangannya dalam kaitan menulusur itu, tapi bukan satu-satunya untuk tahu siapa pemberi TC (cek perjalanan)," ungkap Johan.

Nunun merupakan saksi kunci dalam kasus dugaan suap Rp 24 miliar kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom. Selama ini, sidang Pengadilan Tipikor baru bisa mengungkap keberadaan Arie Malangjudo sebagai pihak perantara antara Nunun serta anggota Fraksi Partai Golkar, PPP, PDI-P, dan TNI/Polri sebagai penerima. Akan tetapi, keberadaan sponsor besar di balik pemberian cek perjalanan tersebut hingga kini masih buram.

Sebagai informasi, Arie adalah mantan Direktur Utama PT Wahana Esa Sejati, perusahaan milik Nunun.Dalam beberapa kali sidang, Arie menyebutkan bahwa dia hanyalah pihak perantara yang mendapat tugas dari Nunun untuk mengantarkan cek perjalanan kepada beberapa tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com