Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timur Pradopo: Saya Melanjutkan Program

Kompas.com - 23/10/2010, 02:58 WIB

Karier Komisaris Jenderal Timur Pradopo yang melesat itu mengundang perhatian luas publik. Dari Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Timur Pradopo, yang berpangkat inspektur jenderal, dimutasi menjadi Kepala Polda Metropolitan Jakarta Raya pada 8 Juni 2010.

Hanya sekitar tiga bulan lebih bertugas di Polda Metro Jaya, alumnus Akademi Kepolisian tahun 1978 itu pada 4 Oktober pagi mendadak dipromosikan menjadi Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia, dengan pangkat komisaris jenderal. Hanya dalam hitungan jam, pada 4 Oktober sore, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencalonkannya sebagai Kepala Polri.

Setelah disetujui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada 19 Oktober, Timur Pradopo akhirnya resmi dilantik menjadi Kepala Polri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (22/10).

Sesuai dengan yang disampaikan dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, 14 Oktober, Timur Pradopo menyiapkan program yang disebutnya sebagai ”revitalisasi Polri menuju pelayanan prima guna menciptakan kepercayaan rakyat”.

Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 10 Januari 1956, itu berpendapat, kepemimpinan Polri itu disiapkan melalui proses regenerasi, tidak mendadak. ”Hal itu proses yang sudah berjalan sehingga keberlanjutan program menjadi kunci pokok. Tidak ada kegiatan Polri yang tidak ditunjang dengan anggaran. Kalau saya membuat program yang lain, bisa mengubah anggaran,” kata Timur dalam wawancara dengan Kompas di Kantor Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Jakarta, Kamis. Berikut petikan wawancaranya.

Program apa yang akan dijalankan?

Itu semua mengalirnya dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri. Kita dipandu dengan yang namanya grand strategy (strategi besar) Polri 2005-2025. Strategi itu diurai dalam rencana lima tahunan. Pada rencana strategis 2005-2010 temanya membangun kepercayaan masyarakat.

Pada rencana strategis kedua, 2010-2014, kita membangun kemitraan. Itu lebih pada realitas karena semua itu tidak bisa dikerjakan sendiri.

Kenapa rencana strateginya dibatasi hingga 2014?

Itu sudah disesuaikan dengan RPJPM (Rencana Pembangunan Jangka Pendek dan Menengah) Pembangunan Nasional. Kebetulan saya menggantikan Pak BHD (Bambang Hendarso Danuri) dalam kurun waktu itu (2010). Saya juga punya batasan kerja. Faktor usia. Saya kelahiran tahun 1956, berarti saya 2013 akhir sudah selesai (pensiun).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com