Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Ini Salah Masinis Argo Anggrek

Kompas.com - 04/10/2010, 17:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan, kecelakaan kereta api di Stasiun Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, disebabkan oleh kesalahan fatal dari masinis KA Argo Bromo Anggrek. Namun, pihaknya masih meneliti lebih lanjut mengenai alasan masinis yang nekat menerabas sinyal bahaya. Hal tersebut disampaikan oleh Menhub dalam rapat kerja Komisi V DPR RI di gedung DPR, Senin (4/10/2010).

Rapat yang semestinya dibuka pada pukul 16.00 terlambat 30 menit karena Menhub baru datang kira-kira pukul 16.20. Menhub antara lain hadir bersama Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan dan Direktur Utama PT Kereta Api Ignatius Jonan.

Setelah dibuka oleh Ketua Komisi V DPR Yasti Soepredjo Mokoagow, rapat dilanjutkan dengan doa bagi para korban tewas dalam musibah tersebut. Yasti kemudian mempersilakan Freddy untuk menjelaskan peristiwa kecelakaan di Petarukan dan Stasiun Purwosari, Solo.

Dalam pernyataannya, Freddy mengatakan bahwa penyebab kecelakaan di Petarukan adalah kesalahan masinis KA Argo Bromo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya yang mengabaikan sinyal merah sebelum memasuki stasiun pada jalur lintasan 3.

"(Kecelakaan ini) jelas kesalahan fatal dari masinis. Itu asistennya sudah bilang, 'Pak, itu lampunya merah.' Tetapi masinis tetap jalan," ungkap Freddy.

Saat ini, pihak kepolisian bekerja sama dengan Penyelidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Ditjen Perkeretaapian dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki lebih rinci mengenai sebab-sebab kelalaian masinis Sudaryono tersebut.

Penyelidikan itu antara lain mengenai alasan mengapa masinis tidak mengurangi kecepatan saat melihat sinyal kuning pada jarak 1.200 meter menjelang tiba di Stasiun Petarukan. Penyelidikan juga menyangkut faktor pengaruh durasi kerja terhadap kinerja petugas kereta api.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com