Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bahas Solusi Permanen Ahmadiyah

Kompas.com - 02/10/2010, 18:43 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan segera membahas solusi permanen atas masalah Ahmadiyah. Pemerintah juga memastikan akan mengusut tuntas kasus kekerasaan di permukiman Ahamdiyah di Kampung Cisalada, Desa Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Sudah empat orang diperiksa polisi terkait peristiwa kekerasan tersebut.

Demikian antara lain dinyatakan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Menteri Agama Suryadharma Ali di Pendapa Bupati di Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (2/10/2010) sore. Suryadarma Ali baru saja memimpin rapat koordinasi penangan kerusuhan di permukiman Ahmadiyah di Kampung Cisalada tersebut.

Hadir dalam rapat itu antara lain Gubernur Jawa Barat Achmad Heryawan, Bupati Bogor Rachmat Yasin, Kepala Polda Jabar Irjen Sutarman, Kepala Polres AKBP Tomex Korniawan, Danrem 061/Suryakancana Kolonel Doni Monardo, Dandim 0621 Letkol Suswatyo, Dirjen Bimas Islam Nazarudin, dan Dirjen Kesbangpol Kemdagri.

"Hari Senin besok akan ada rapat lanjutan untuk membahas permasalahan Ahmadiyah ini secara komprehensif," kata Mendagri.

Dia juga mengungkapkan bahwa draf Rancangan Undang-Undang Kerukunan Beragama sudah ada dan akan dibahas untuk dijadikan Undang-undang. UU kerukunan beragama bermasyarakat itu diperlukan, untuk mengganti SKB Kerukunan Beragama, sehingga masalah pengaturan beragama ini lebih mempunyai kepastian dan kekuatan hukum.

Sedangkan Suryadarma Ali mengatakan, pembubaran Ahmadiyah adalah salah satu bahasan dalam rapat kordinasi mereka Sabtu ini dan selanjutnya. "Untuk masalah itu (pembubaran Ahmadiyah) tidak bisa disampaikan saat ini karena harus dibahas lebih mendalam dengan pihak-pihak terkait," katanya.

Saat ini fokusnya pada penanganan korban kekerasan di Cisalada dengan memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya.

"Untuk memberi pelayanan kesehatan jika diperlukan korban yang dirawat di RS PMI Bogor dipindahkan perawatannya ke rumah sakit di Jakarta," katanya.

Pada peristiwa kekerasan itu Randy menjadi korban penusukan dan dirawat di RS PMI Bogor.

Gamawan Fauzi dan Suryadharma Ali juga memastikan bahwa Polres Bogor akan mengusut tuntas perkara kekerasan tersebut. "Sudah empat orang yang diamankan Polres terkait penusukan, pemukulan, dan kekrasan itu," kata Gamawan.

Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan, Pemkab akan memberi bantuan untuk para korban yang rumahnya mengalami kerusakan. Bantuan diberikan sesuai kemampuan keuangan Pemkab, sebagaimana kepada korban bencana lainnya.

"Bantuan hanya untuk kerusakan rumah, itu pun sesuai kemampuan kami. Untuk bantuan perbaikan sarana ibadah mereka, tidak ada. Sebab, sebelumnya sudah ada kesepakatan antara warga Ahmadiyah dan warga sekitarnya, bahwa tidak ada pembangunan pengembangan sarana ibadah Ahmadiyah lagi," tutur Rachmat Yasin.

Deden Sujana, Ketua Keamanan Nasional Pengurus Ahmadiyah, mendesak Kepala Polri mengusut tuntas kejahatan pembakaran dan perusakan masjid dan sarana ibadah Ahmadiyah. Dia juga meminta penanganan kasus penyerangan ke permukiman warga Ahmadiyah dilakukan dengan adil.

"Sudah banyak masjid kami dibakar atau dirusak, bukan yang di sini saja. Namun penangananya hingga kini tidak pernah tuntas. Kami berharap Kapolri menangkap oknum-oknum pelakunya," kata Deden, di rumah Edy Humaidi, Ketua RT 05 Kampung Cisalada.

Menurut Deden, empat orang yang diperiksa polisi saat ini semuanya adalah warga Ahmadiyah, yang menjadi korban penyerangan. Bahkan, Rian, salah seorangnya, hingga pukul 13.00 masih belum pulang ke rumah.

"Rian dibawa polisi pukul satu dini hari, dengan alasan warga kami itu diduga pelaku penusuk Randy, hanya karena pengakuan korban bahwa yang menusuknya berambut gondong dan berjenggot," katanya.

Randy (15), warga Pasar Salasa Ciampea, menderita luka tusukan di perut, saat terjadi keributan awal. Peristiwa itu memicu penyerangan terhadap perkampungan Ahmdiyah di Cisalada.

Deden dan Edy Humaidi berharap polisi juga memeriksa Rama, warga Pasar Salasa, yang diserahkan Edy kepada aparat Polres Bogor. Rama, oleh beberapa warga Ahmadiyah, ditangkap dan diamankan, begitu Rama keluar dari Masjid At Taufiq yang saat itu mulai terbakar. Sebelumnya, sekelompok remaja memecahkan kaca-kaca mesjid dengan kayu dan lemparan batu.

"Saat saya tanya, Rama mengaku ikut-ikut merusak masjid karena disuruh LKM alias KPR, mantan pegawai desa yang dulu bertugas membagi-bagi raskin. Kami berharap polisi dapat mengusut tuntas otak penyerangan atas warga kami ini," katanya.

Pada penyerangan Jumat petang lalu itu, massa membakar Masjid At Taufiq, Madrasah Al Huda, rumah dinas mubalik Ahmadiyah, dan tiga rumah warga milik Basir Neway alias Acil Pasa, Basurudin, dan Ny Herti. Dibakar pula tiga motor dan satu mobil.

Selain itu 20 rumah sepanjang jalan menuju masjid, dirusak pagar, kaca jendela, atau atapnya. Para pelaku juga melakukan penjarahan di warung kelontong Suma, serta sejumlah barang-barang elektonika warga.

Saat penyerangan terjadi, hampir seluruh warga Ahmadiyah meningalkan rumah, menyelamatkan diri dengan bersembunyi di sawah, kebun, atau pekuburan.

"Kami baru ke luar dari sawah setelah datang polisi. Mereka mencari kami dengan senter dan menolong kami keluar dari sawah," kata Ny Wiwin (55), salah seorang warga Ahmadiyah.

Para warga Ahmadiyah itu heran akan tuduhan Rendy ditusuk Rian. Mereka mengatakan tidak tahu kampungnya akan diserang. Tiba-tiba datang sereombongan remaja membawa kayu, memukul-mukul dengan kayu dan melempar rumah mereka dengan batu.

"Saya dan keluarga lagi asyik nonton televisi, lalu ke luar rumah. Kami segera masuk lagi karena melihat rombongan remaja yang beringas. Enggak lama kemudian, disusul suara makin ribut dari massa. Saya sekeluarga pun kabur dari pintu belakang, lari bersembunyi di kebun kampung tetangga. Pulang lagi setelah polisi dan tentara datang. Rumah kami diacak-acak, televisi sudah hilang," kata Vivi, salah seorang korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com