Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tim Investigasi Kereta Diterjunkan

Kompas.com - 02/10/2010, 07:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Juru bicara Komite Nasional Keselamatan Transportasi, JA Barata, mengatakan, hari Sabtu (2/10) ini, KNKT menurunkan langsung dua tim investigasi khusus kereta api. Tim akan bekerja untuk mengetahui penyebab kecelakaan, dan memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan.

Tim pertama dikirim ke Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, untuk menyel idiki tabrakan antara Kereta Argo Bromo Anggrek dan Kereta Bisnis Senja Utama Semarang. Sementara tim kedua berangkat ke Stasiun Purwosari, Solo, untuk menyelidiki tabrakan KA Eksekutif Bima (Jakarta-Surabaya) dengan KA Ekonomi Ga ya Baru Malam (Jakarta-Surabaya).

Seluruh anggota tim berangkat dengan kereta api, diharapkan hari ini juga sudah tiba di lokasi kejadian. Tidak seluruh anggota tim dari Jakarta, ada yang misalnya berasal dari kota-kota yang lebih dekat seperti di Purwokerto, kata JA Barata, saat dihubungi.

Investigator yang bertugas ke Petarukan, kata Ba rata adalah Koensabdono, Kartomo, Sutjahjono, Edi Sasongko, Mumuh, Wahyudijantho, Marjono, dan Tatang. Sementara tim yang bertugas ke Purwosari, diisi oleh Purwanto, Whosep Muktamar, dan Budiharjo.  

Persoalannya, hasil investigasi baru akan diketahui berbulan-bulan demikian. Dan regulasi, tidak menggariskan KNKT untuk mempublikasikan secara terbuka hasilnya. Sehingga, masyarakat umum tidak tahu dengan pasti penyebab kecelakaan, bila tidak berupaya sendiri mencarinya ke KNKT.   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com