Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep LPI Akan MembuatKompetisi Lebih Menarik

Kompas.com - 23/09/2010, 16:04 WIB

Surabaya, Kompas - Pelatih Rudy Keltjes menilai kehadiran Liga Primer Indonesia menunjukkan memudarnya kepercayaan klub dan pelaku olahraga pada PSSI dan badan semiprofesional lainnya. Namun, ada baiknya kedua pihak tetap duduk bersama ketimbang saling beradu kuasa.

"Liga Primer Indonesia (LPI) ada karena orang sudah tidak percaya lagi pada badan semiprofesional yang ada," ujar Rudy, Rabu (22/9). Rudy menyebutkan, badan yang ada masih semiprofesional karena belum mampu mengelola sepak bola yang menguntungkan semua pihak, termasuk klub-klub. "Kenyataannya, klub kita memang masih amatiran karena terus dibiayai APBD. Hal wajar kalau ada yang menawarkan konsep lain," kata mantan Pelatih Persebaya ini.

Klub juga tidak bisa disalahkan dalam kondisi seperti ini. Justru para pembuat kebijakanlah yang harus duduk bersama dan menyelesaikan masalah. "LPI juga harus dilihat apa menyalahi aturan atau tidak. LSI (Liga Super Indonesia), kalau memang ternyata salah, juga harus dikoreksi. Nurdin Halid dan Arifin Panigoro sama-sama duduk bersama, jangan main adu kuasa," katanya.

Dengan adanya dua kompetisi, otomatis klub harus memilih. Rudy berharap pengurus klub tetap menjaga kepribadian dan tidak bermain di dua kaki. Imbasnya memang akan terasa di jajaran pelatih dan pemain.

Pelatih mau tidak mau hanya mengikuti kata manajer. "Yang ada muncul pelatih yes man karena pasrah pada apa kata manajer. Itu tidak bisa dihindarkan karena pelatih hanya mengurusi masalah teknis," ujar Rudy.

Beberapa klub memang sudah menyatakan niat untuk mengarungi LPI ketimbang LSI, tetapi lebih banyak lagi yang masih malu-malu untuk menyatakan sikap. Lebih menarik

Dosen pada Jurusan Pendidikan dan Kepelatihan Universitas Negeri Surabaya, Imam Syafi'i, mengatakan, sejauh ini tidak ada hal yang merugikan klub dalam konsep yang ditawarkan LPI. "Konsep yang ditawarkan LPI sangat bagus. Ini akan membuat klub menjadi lebih profesional karena tidak bergantung pada APBD. Saya kira kompetisi di LPI akan lebih menarik dan kompetitif," ucap Syafi'i.

Dari segi pendapatan klub, tutur Syafi'i, berlaga di LPI jauh lebih menguntungkan ketimbang di LSI. Klub-klub peserta LPI diperkirakan akan memperoleh pendapatan lebih besar. Imbasnya, katanya, klub akan mampu membeli pemain-pemain terbaik, termasuk pelatih berkualitas. Hal itu diyakini akan membuat kompetisi semakin menarik.

"Namun, mengenai legalitas LPI, kami belum tahu apakah nanti bisa berlanjut atau tidak. Hanya saja, klub yang bergantung pada APBD menjadikan mereka kurang kreatif, bisanya hanya menunggu dana cair dari APBD," kata Syafi'i.

Di Sidoarjo, Manajer Deltras Ayu Sartika Virianti mengatakan bahwa pihaknya hanya mengikuti kompetisi yang sudah jelas. "Kami ikuti yang sesuai dengan aturan saja. Pada 29 September kami dijadwalkan bertemu Sriwijaya FC di kompetisi LSI," katanya. (SIN/APO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com