Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan ke Mapolsek Penuh Dendam

Kompas.com - 22/09/2010, 08:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyerangan Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu dini hari, diwarnai aksi penuh dendam. Gagal menemukan anggota Detaseman Khusus 88, para penyerang akhirnya dengan amarah dan membabi buta menembaki anggota Kepolisian Negara RI yang berada di Mapolsek Harapan Perak tersebut.

"Salah satu dari tiga korban anggota Polsek Harapan Perak di antaranya ditemukan tewas dengan lima luka di tubuhnya akibat berondongan senjata laras panjang. Dari tembakan tersebut, kemungkinan besar para penyerang melampiaskan amarahnya kepada anggota Polri yang ada setelah gagal mencari anggota Densus 88," ungkap sumber Kompas, yang mendengar penjelasan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto kepada Wakil Presiden Boediono di ruang VIP Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (22/9/2010) pagi.

Menurut sumber tersebut, para penyerang kemudian pergi sambil mencoba membakar mobil polisi yang diparkir di halaman Mapolsek Harapan Perak. "Mereka juga mencoba membakar polsek dengan bom molotov, tetapi gagal," lanjut sumber yang wanti-wanti tidak mau disebutkan identitasnya itu lagi.

Sebagaimana diberitakan, sebelum berangkat menuju New York, AS, Rabu pagi ini, Wapres Boediono mendapatkan penjelasan awal mengenai serangan berdarah kelompok bersenjata di Mapolsek Harapan Perak dari Djoko yang melepas keberangkatannya di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Djoko sendiri membenarkan pihaknya, selain melapor secara lisan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, juga menjelaskan langsung kepada Wapres Boediono. Sebagaimana diberitakan, Rabu dini hari, Mapolsek Hamparan Perak diserang kelompok bersenjata yang diperkirakan menggunakan enam sepeda motor dan melibatkan sekitar 15 orang. Akibat penyerangan tersebut, tiga anggota Polri yang berjaga-jaga di Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, tewas mengenaskan. (har)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com