Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Boediono dan Pesan Damai "Sang Pencerah"

Kompas.com - 21/09/2010, 03:44 WIB

Kehadiran di tengah situasi hubungan antarumat beragama yang terusik sekarang ini, film Sang Pencerah, yang menceritakan KH Ahmad Dahlan dan berdirinya Muhammadiyah, dinilai tepat sekali oleh Wakil Presiden Boediono.

Pernyataan itu diungkapkan Wapres Boediono seusai satu setengah jam menyaksikan film Sang Pencerah di sebuah bioskop di Jakarta, Jumat (17/9) malam.

Ditemani istrinya, Ny Herawati, dan stafnya, seperti Juru Bicara Yopie Hidayat, Staf Khusus Bidang Perekonomian M Ichsan, Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Bambang Widiyanto, dan Deputi Bidang Politik Djohermansyah Djohan, Wapres Boediono disambut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dan produser Raam Punjabi.

Hadir pula sejumlah pemain, di antaranya Lukman Sardi yang berperan sebagai Ahmad Dahlan dan Slamet Rahardjo yang berperan menjadi Kiai Penghulu Kamaludingrat di Masjid Besar Kauman dan sutradara Sang Pencerah, Hanung Bramantyo. ”Pesannya tepat dan bagus sekali bagi perdamaian, terutama bagi generasi muda sekarang ini,” kata Boediono.

Wapres Boediono tentu mencerna percakapan Ahmad Dahlan muda tentang sebuah inklusivisme Islam dan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

”Islam itu penuh damai, Islam itu tidak mengekang, tetapi justru melindungi umat agama lain...,” tutur Ahmad Dahlan, yang dalam film tersebut digambarkan baru pulang dari tanah suci Mekkah untuk mencari hakikat Islam.

Wapres Boediono juga tentunya menaruh perhatian mendalam tentang cara pengajaran Ahmad Dahlan melalui biola yang dimainkannya dengan indah dan syahdu, saat sang murid bertanya tentang apa itu Islam. Dengan permainan biola yang indah, Ahmad Dahlan memberikan makna tentang ajaran Islam yang sarat dengan keindahan, harmonisasi, dan membawa kesejukan bagi seisi alam ini.

”Film ini menggabungkan antara elemen hiburan dengan pesan pendidikan yang tinggi dan disampaikan dengan baik sekali kepada masyarakat,” lanjut Boediono yang pernah mengecap sekolah dasar di bawah naungan perguruan Muhammadiyah saat di Blitar, Jawa Timur.

Cikal bakal

Memang, film ini berbicara mengenai cikal bakal proses berdirinya Muhammadiyah, yang kini sudah berusia seabad lama (1867-1912). Ahmad Dahlan mengingatkan pelaksanaan Islam yang dapat melenceng ke arah bid’ah, antara lain tentang arah kiblat yang keliru yang dinilainya sehingga ia harus menerima kekerasan saat langgar Kidoel-nya dirobohkan oleh umat yang menolaknya. Bahkan, ia dituduh kafir akibat mengajarkan murid-muridnya dengan buku, kursi, dan meja yang dinilai sistem modern.

Din Syamsuddin, yang memberikan kata sambutan sebelum pemutaran film, mengaku senang Wapres Boediono bisa memenuhi undangannya menyaksikan film tersebut. Din mengaku sudah enam kali mendampingi pejabat menonton film tersebut, termasuk mantan Wapres Muhammad Jusuf Kalla. ”Kalau film ini laris, kami harapkan dapat digunakan untuk membuat film yang kedua,” kata Din. Judulnya disebut-sebut Sang Penanda. (suhartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com