JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto meragukan informasi yang menyebutkan bahwa anggota Detasemen Khusus Antiteror 88 menyiksa 12 orang separatis di Ambon.
Informasi ini pertama kali diangkat oleh Human Rights Watch dan Amnesty International. Australia kemudian bereaksi untuk melakukan investigasi terhadap temuan tersebut. Pasalnya, seperti dikutip dari harian Sydney Morning Herald, Detasemen Khusus 88 menerima dana jutaan dollar AS setiap tahun dari Australia untuk memerangi ekstremisme di Indonesia.
"Itu kan baru tuduhan. Saya kok meragukan, apa iya zaman sekarang masih ada penyiksaan-penyiksaan seperti itu," kata Djoko kepada para wartawan, Selasa (14/9/2010) di Kantor Presiden, Jakarta.
Sebelumnya, Sydney Morning Herald edisi Senin (13/9/2010) melaporkan, Polisi Federal Australia (AFP) telah mengirim penyidiknya ke Maluku, dua pekan lalu, untuk mengonfirmasi laporan itu. Penangkapan terhadap 12 orang itu terjadi menjelang kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Maluku, beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.