Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitekturnya Tidak Cerminkan Indonesia

Kompas.com - 06/09/2010, 10:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Arsitektur gedung baru DPR dinilai tidak mencerminkan budaya Indonesia. Padahal, gedung yang menelan biaya Rp 1,6 triliun itu adalah bangunan penting yang selayaknya bisa menjadi landmark "rumah rakyat" Indonesia.

"Rancangan gedung baru DPR itu bagus, modern, tapi sayang tidak mencerminkan budaya Indonesia," ungkap Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Endi Subijono dalam perbincangan dengan Kompas.com, Minggu (6/9/2010).

Ia berpendapat, di luar perdebatan soal biaya yang menuai kontroversi, gedung parlemen seyogianya memiliki sebuah filosofi yang mencerminkan nilai lokalitas Indonesia. DPR sebagai salah satu fondasi sistem demokrasi Indonesia selayaknya memiliki gedung yang bisa menjadi landmark keindonesiaan. "Rancangan gedung itu terlalu netral, modern, tapi kehilangan lokalitasnya," ujarnya.

Menurut dia, kekayaan desain arsitektur lokal sangat mungkin diterapkan dalam rancang bangun sebuah gedung modern. Wisma Dharmala di Jalan Sudirman adalah satu contoh lokalitas yang terpresentasikan dalam wujud modern.

Gedung yang dirancang arsitek Amerika Paul Rudolph pada tahun 1986 menggunakan idiom atap sebagai ciri keindonesiaan yang mencolok. Bentuk atap yang memberi kesan rumah bertumpuk itu membuat Wisma Dharmala menjadi sangat dekoratif.

Jauh sebelum itu, arsitek Indonesia kenamaan, Suyudi, sudah menerapkan idiom atap pada rancangan gedung Kedutaan Besar Perancis di Jalan Thamrin yang dibangun tahun 1974 . Suyudi menggunakan pola atap sebagai cincin yang tidak terputus.

Endi yakin, jika saja rancangan gedung baru disayembarakan, pasti ada rancangan-rancangan arsitek Indonesia yang mencerminkan keindonesiaan. IAI pernah menggagas konsep sayembara pembangunan gedung baru DPR, tapi gagasan itu tampaknya diabaikan parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com