Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buol Kembali Mencekam

Kompas.com - 03/09/2010, 03:51 WIB

kematian Kasmir akibat patah tulang leher dan saluran pernapasan yang terjepit. Tak ada kesimpulan bunuh diri.

Hal itulah yang membuat warga protes dan berujung bentrokan. Mengingat sejumlah pihak—termasuk DPR, Komnas HAM, dan Komisi Kepolisian Nasional—meminta kasus ini diusut tuntas, Kepala Polri kemudian membentuk tim pencari fakta yang dipimpin Manggabarani.

Minta tanggung jawab

Menanggapi kasus ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta menyatakan, semestinya kericuhan bisa dicegah bila perangkat pemerintah, TNI, dan kepolisian bekerja baik. Polri, pemerintah daerah, dan TNI, lanjut Presiden, sama-sama bertanggung jawab dalam bentrokan antara warga dan polisi yang mengakibatkan tujuh warga tewas.

Ketika ketegangan berkembang dan makin mengancam, demikian Presiden, TNI seharusnya dapat berkolaborasi dengan Polri untuk mengatasi keadaan. Di sisi lain, pemerintah daerah lebih aktif berkomunikasi dengan berbagai elemen untuk mengelola persoalan.

”Saya melihat rasa tanggung jawab, profesionalisme, sinergi, dan koordinasi ini yang belum berlangsung baik. Pemimpin yang baik mesti mengerti apa yang terjadi hari-hari tertentu. Sudah ada pemicu, sudah ada insiden, sudah ada berita-berita ke sana kemari, mestinya dengan cepat, responsif, dengan tepat semua resources digunakan,” ujar Presiden.

Bentrokan di Buol, kata Presiden, berkembang karena kurangnya antisipasi, sinergi antarelemen yang tidak baik, respons yang tidak cepat, dan tanggung jawab yang tidak penuh. ”Ini tidak bisa kita terima. Saya akan meminta pertanggungjawaban gubernur dan bupati. Saya juga akan meminta pertanggungjawaban kepolisian. Saya akan bertanya apa yang dilaksanakan TNI di daerah untuk mengatasi masalah ini,” ujar Presiden.

Dalam pertemuan di Buol kemarin, perwakilan masyarakat meminta Kapolda Sulteng, Kapolres Buol, dan Kapolsek Biau dicopot dari jabatannya. Selain itu, aparat kepolisian yang melakukan penembakan saat bentrokan berlangsung juga dipecat.

Untuk tuntutan tersebut, Manggabarani secara diplomatis berujar, ”Pokoknya kami akan memeriksa semua anggota Polri yang terlibat serta saksi-saksi yang mengetahui kejadian ini.”

Situasi mencekam kemarin tak lepas dari aksi pembakaran yang kembali dilakukan warga pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. Warga menyerang rumah dinas Wakapolres Buol dan membakar motor patroli yang ada di rumah itu.

Kantor Polsek Momunu, sekitar 15 km dari Kota Buol, juga dibakar massa. Sedikitnya tujuh sepeda motor serta dua mobil dinas di sana ikut dibakar.

Amarah warga dipicu penembakan yang lagi-lagi dilakukan polisi pada Rabu petang. Ikhsan Mangge ditembak di pinggang kiri hingga tembus pinggang kanan sehingga harus dilarikan ke RSUD Buol, Rabu malam. Aksi penembakan itu terjadi beberapa saat setelah Kapolda Sulteng bertemu dengan tokoh masyarakat Buol. (REN/FER/DAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com