Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buyung: Yusril Harus Tetap Diproses

Kompas.com - 01/09/2010, 23:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Advokat senior, yang juga mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, Rabu (1/9/2010), berharap pemeriksaan terhadap mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra tetap berjalan meskipun Jaksa Agung Hendarman Supandji nantinya diganti.

Buyung juga menolak anggapan bahwa rencana pergantian Hendarman sebagai Jaksa Agung merupakan salah satu strategi untuk menyeret Yusril yang terlibat dalam kasus Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) itu.

Buyung menyatakan, pergantian Jaksa Agung bukanlah suatu hal yang berkaitan dengan usulan atau gugatan yang dilayangkan Yusril.

Menurutnya, pada pergantian Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I menjadi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang diatur dalam Keputusan Presiden No 84/P Tahun 2009, berisi hanya pengangkatan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dan tidak ada penjelasan terkait pemberhentian menteri negara yang lama ataupun yang baru.

Lagi pula, dalam Keppres No 84 itu juga tidak ada penjelasan mengenai pemberhentian dan pengangkatan Jaksa Agung yang baru, sementara pada Keppres sebelumnya (31/P/2007), terkait pengangkatan Hendarman dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I, sama sekali belum pernah dicabut.

Rencana pergantian Hendarman itu dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya, Selasa (31/8/2010) malam. Selain menyebutkan Jaksa Agung, Presiden SBY juga menyebutkan pucuk pimpinan di institusi lain, yakni Polri dan TNI, juga akan ada pergeseran.

Kepada tiga pejabat yang dalam waktu dekat akan diganti itu, Presiden SBY berharap ketiganya dapat memanfaatkan sisa waktu jabatannya untuk melakukan konsolidasi, serta memaparkan kepada publik mengenai pencapaian-pencapaiannya. (Tribunnews/Nurmulia Rekso)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com