JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Todung Mulya Lubis mengatakan, kasus pelemahan institusi KPK, atau biasa disebut kasus Cicak-Buaya, menjadi pertimbangan Pansel dalam memilih dua calon pimpinan lembaga antikorupsi tersebut.
"Tentu. Kita tentu mempertimbangkan itu. Kita tidak ingin mengulang Pansel sebelumnya. Sebab, kalau kita salah pilih, ya kejadian kayak kemarin," kata Todung kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (27/8/2010).
Todung mengatakan, Pansel menaruh harapan kepada kedua calon yang nantinya akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan di parlemen tersebut. Dikatakan pula, kedua calon tersebut memiliki integritas yang tinggi dan keberanian.
"Keberanian penting karena yang dikejar itu mafia hukum, termasuk illegal logging dan sebagainya. Dia harus punya nyali lebih, setengah malaikat. Dua orang ini menunjukkan keberanian. Yang penting mereka ini juga bukan datang dari lingkaran-lingkaran yang pergaulannya luas dengan dunia usaha. Pimpinan KPK itu harus berani mengisolasi diri. Tidak terlalu banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan mereka-mereka yang berpotensi melakukan korupsi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.