Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Sering Dikriminalkan di Malaysia

Kompas.com - 23/08/2010, 07:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, menduga pihak Malaysia lebih sering mengupayakan pemojokan hukum dan bahkan mengkriminalkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Demikian siaran pers dari Media Center BNP2TKI yang sedang mengiringi safari Ramadhan Jumhur di Provinsi Lampung, Minggu (22/8/2010). Jumhur menanggapi tentang 345 WNI yang sebagian diantaranya TKI, saat ini sedang menghadapi ancaman hukuman mati di Malaysia.

"Ratusan warga negara Indonesia, sebagian di antaranya TKI yang kini terancam hukuman mati itu belum tentu melakukan tindak kejahatan serius sehingga pantas untuk dihukum mati," ujarnya.

Dijelaskan, pihak Malaysia sejauh ini cenderung mudah melakukan penangkapan serta menghukum warganegara Indonesia yang ada di sana, termasuk para TKI.

"TKI kita selalu menjadi target untuk dipojokkan secara hukum dan dikenai hukum yang berat, sementara perlu dibuktikan apakah TKI melakukan perbuatan kriminal atau tidak," ujarnya.

Jumhur tidak yakin begitu banyak TKI yang berbuat kriminal, karena itu boleh jadi mereka selalu dikriminalisasi oleh pihak di Malaysia.

"Yang jelas, nasib ratusan WNI dan TKI itu perlu diberi perhatian diplomatik yang serius dan dilakukan pembelaan hukum yang gigih, khususnya oleh Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur," ujarnya.

Menurut Jumhur, kasus yang me nimpa warganegara Indonesia dan TKI dengan jumlah besar tersebut, juga perlu dicek kebenarannya, untuk kemudian ditangani penyelesaian hukumnya, baik penyelamatan dari jerat hukuman, ataupun dengan cara lain seperti mengupayakan risiko hukumnya agar tidak dalam penantian hukuman mati.

"Kita harapkan Malaysia tidak mudah menjatuhkan hukuman mati baik terhadap WNI atau TKI, dan tidak selalu melakukan kriminalisasi pada TKI yang bekerja di Malaysia," katanya.

Menurut Jumhur, sudah saatnya Indonesia bisa lebih tegas untuk menangani nasib WNI , agar Malaysia tidak seenaknya memperlakukan warga dan bangsa Indonesia.

"Sikap pemerintah Malaysia utamanya pada TKI memang selalu keras secara hukum, akibat cara pandangnya yang meremehkan TKI," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com