Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Wong Cilik di Tandu Sudirman

Kompas.com - 17/08/2010, 07:31 WIB

Ikhlas membantu

Setelah bergerilya tujuh bulan, Sudirman dan rombongannya kembali ke Yogyakarta pada 10 Juli 1949. Pada masa itu, rakyat pedesaan ikhlas membantu perjuangan dengan membuat dapur umum dan menjamin ketersediaan pangan bagi tentara.

Giyono (71), warga Parangtritis, mengaku pernah menyaksikan Sudirman ditandu. "Kalau dia sedang lewat, masyarakat akan menyambutnya dengan ke luar rumah. Ada sebagian warga yang secara ikhlas memberikan bekal makanan kepada pasukan Sudirman," katanya.

Baginya, Sudirman adalah sosok yang tangguh, tidak kenal menyerah, dan tidak cengeng. Giyono masih ingat kondisi Sudirman saat ditandu. "Sering batuk-batuk. Badannya kurus," katanya. Sudirman memulai karier militer sejak masa penjajahan Jepang tahun 1943 sebagai perwira Peta (Pembela Tanah Air); menjadi Komandan Resimen Purwokerto setelah merdeka. Menjabat Panglima Divisi V Purwokerto, Sudirman merangkap menjadi pimpinan tertinggi Angkatan Laut.

Selanjutnya, ia menjabat Panglima Besar TKR, Panglima Besar TRI, Panglima Besar Angkatan Perang, Panglima Besar Angkatan Perang Mobil, dan Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat. Jenderal Sudirman menempuh pendidikan HIS Taman Siswa, Mulo Wiworo Tomo, HIK Muhammadiyah, dan pernah mengajar di HIS Muhammadiyah Cilacap, 1942.

Tahun 1936, Sudirman menikah dengan Siti Alifah dan memiliki sembilan anak. Lahir 24 Januari 1916, Sudirman wafat 29 Januari 1950 karena sakit paru-paru. Meski telah meninggal, semangatnya sebagai panglima besar tidak mati. Selama masa gerilya, Bapak TNI itu juga menebar bibit kemanunggalan TNI dan rakyat agar kemerdekaan tetap lestari. (ENY/WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    RHL – Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

    RHL – Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

    Nasional
    PN Jakarta Pusat Nyatakan Tak Berwenang Adili Perbuatan Melawan Hukum Terkait Pencalonan Gibran

    PN Jakarta Pusat Nyatakan Tak Berwenang Adili Perbuatan Melawan Hukum Terkait Pencalonan Gibran

    Nasional
    Tak Sejalan dengan Reformasi, Revisi UU TNI Sebaiknya Dihentikan

    Tak Sejalan dengan Reformasi, Revisi UU TNI Sebaiknya Dihentikan

    Nasional
    Demokrat Tak Persoalkan Anggota Tim Transisi Pemerintahan Diisi Kader Gerindra

    Demokrat Tak Persoalkan Anggota Tim Transisi Pemerintahan Diisi Kader Gerindra

    Nasional
    Menteri PUPR Jadi Plt Kepala Otorita IKN, PKB: Mudah-mudahan Tidak Gemetar

    Menteri PUPR Jadi Plt Kepala Otorita IKN, PKB: Mudah-mudahan Tidak Gemetar

    Nasional
    Istana Cari Kandidat Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Definitif

    Istana Cari Kandidat Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Definitif

    Nasional
    Soal Pimpinan Otorita IKN Mundur, Hasto PDI-P: Bagian dari Perencanaan yang Tak Matang

    Soal Pimpinan Otorita IKN Mundur, Hasto PDI-P: Bagian dari Perencanaan yang Tak Matang

    Nasional
    Pendukung Diprediksi Terbelah Jika PDI-P Usung Anies di Pilkada Jakarta

    Pendukung Diprediksi Terbelah Jika PDI-P Usung Anies di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Indonesia Akan Bentuk 'Coast Guard', Kedudukan Langsung di Bawah Presiden

    Indonesia Akan Bentuk "Coast Guard", Kedudukan Langsung di Bawah Presiden

    Nasional
    Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Bareskrim Kirim Tim ke Thailand Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

    MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, PDI-P: Ujung-ujungnya Tetap Nepotisme

    Nasional
    Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio 'Coast Guard' RI

    Dualisme Pengamanan Laut, Bakamla Disiapkan Jadi Embrio "Coast Guard" RI

    Nasional
    Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

    Istri SYL Dapat Uang Operasional Bulanan Rp 30 Juta dari Kementan

    Nasional
    Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

    Soal Revisi UU TNI-Polri, Mensesneg: Presiden Belum Baca

    Nasional
    SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

    SYL Begal Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Selama 4 Tahun, Total Rp 6,8 Miliar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com