Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tepuk Tangan untuk Presiden

Kompas.com - 16/08/2010, 13:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disampaikan dalam waktu kurang lebih 30 menit, Senin (16/8/2010), di hadapan Sidang Bersama DPR dan DPD. Dalam waktu 30 menit itu, sedikitnya ada 19 tepuk tangan yang dilayangkan anggota Dewan sebagai bentuk apresiasi atas paparan pemerintah.

Tepukan tangan ini membuat Presiden menghentikan sejenak pidatonya untuk berujar, "Terima kasih". Dalam pidatonya, Presiden memang banyak memaparkan keberhasilan dan kemajuan yang dicapai sebagai buah kerja pemerintah di bawah kepemimpinannya.

Dalam catatan Kompas.com, materi-materi yang mendapatkan tepuk tangan di antaranya mengenai optimisme Pemerintah akan mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen pada tahun 2014, target penurunan angka kemiskinan antara 8-10 persen pada tahun 2014 dan kemajuan demokrasi di Indonesia.

Selain itu, keprihatinan Presiden mengenai praktik politik uang dan demokrasi berbiaya tinggi juga mendapatkan apresiasi. Menurut Presiden, praktik politik uang akan membawa dampak buruk bagi integritas demokrasi Indonesia. "Meluasnya politik uang hanya akan membawa kesengsaraan bagi rakyat," demikian kutipan Presiden dalam pidatonya.

Lainnya, paparan Presiden terkait pilar pembangunan ketiga yaitu demokrasi, juga mendapatkan apresiasi. Pada bagian ini, setidaknya ada tiga tepuk tangan yang dilayangkan. Khususnya terkait pemberian keadilan untuk semua atau dalam istilah Presiden, justice for all.

Dikatakan Presiden, hukum harus menimbang rasa keadilan dan kemanfaatan. Penegakan hukum yang berkeadilan harus terus diperjuangkan. "Itulah pentingnya penegakan hukum yang fair, yang tidak menaruh toleransi terhadap praktik mafia hukum dalam bentuk apapun," ujar Presiden.

Anggota Dewan juga mengapresiasi capaian Pemerintah dalam hal pemberantasan korupsi. Presiden mengatakan, dalam hal ini, pemerintah sudah melakukan gerakan pemberantasan mafia hukum. Menurutnya, beberapa kasus yang diduga melibatkan praktik mafia hukum telah, sedang dan terus ditangani secara serius. Diakhir pidatonya, Presiden juga mendapatkan standing applause yang cukup meriah dari ribuan anggota Dewan yang hadir dalam sidang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Nasional
    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Nasional
    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Nasional
    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Nasional
    Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

    Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

    Nasional
    Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

    Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

    Nasional
    Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

    Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

    Nasional
    Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

    Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

    Nasional
    Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

    Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

    Nasional
    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

    Nasional
    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

    Nasional
    Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

    Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

    Nasional
    Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

    Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com