JAKARTA, KOMPAS.com- Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra mempertanyakan niat para anggota DPR RI yang ingin membangun rumah aspirasi sebagai wadah penyaluran aspirasi konsitutennya. Pasalnya, ia ragu apakah fasilitas tersebut akan efektif, mengingat anggota DPR yang masih sering bolos rapat.
"Tidak masuk akal. Rencana ini saya kira terlalu mengada-ada. Mereka sering bolos rapat sekarang malah sekarang mau bikin rumah aspirasi. Buat apa?" ungkapnya, Kamis (5/8/2010), seusai membuka talkshow "Antara Mekkah dan Madinah" di Samarra Resto, Jakarta.
Kalaupun misalnya diperlukan rumah aspirasi, katanya, sebaiknya jangan menggunakan uang negara yang berasal dari rakyat. "Pakai uang sendiri saja. Kan anggota-anggota DPR itu sudah banyak terima insentifnya besar-besar," ujar Azyumardi Azra.
Setelah dana aspirasi, belakangan mencuat wacana pembanguanan rumah aspirasi. Sama seperti sebelumnya, wacana pembangunan ini juga mendapat kecaman dari beberapa partai seperti PPP, PAN, dan PDI-P. Pada dasarnya, rumah aspirasi ini diperuntukan agar para anggota dewan memiliki sebuah sarana penyerap aspirasi yang efektif seperti kantor di daerah-daerah.
Tiap anggota DPR akan memiliki rumah aspirasi senilai Rp 200 juta sehingga total biaya mencapai Rp 122 miliar. Pembangunan akan dilakukan tahun depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.