Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pong Hardjatmo Gemas kepada Wakilnya

Kompas.com - 31/07/2010, 02:57 WIB

Suasana Gedung Nusantara III Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (30/7) siang, heboh. Orang berlarian ke luar gedung begitu melihat seorang laki-laki berada di atas kubah gedung yang dikenal dengan sebutan ”Gedung Kura-kura”.

Beberapa petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR pun sontak berlari menuju gedung itu begitu melihat sang lelaki meminta tolong. Dia kesulitan saat akan turun dari kubah sisi kanan gedung. Tidak berapa lama, petugas pamdal berhasil membantu sang lelaki turun.

Lelaki itu ternyata Pong Hardjatmo, aktor film yang terkenal pada 1970 hingga 1980-an. Setelah Pong turun, dari kejauhan terlihat coretan berwarna merah di atas kubah kanan gedung itu. Rupanya, Pong naik ke atap gedung dan menuliskan tiga kata: ”Jujur Adil Tegas”. Semua kata ditulis dengan huruf kapital.

Tidak ada yang melihat dari mana dan bagaimana Pong bisa naik ke atas kubah Kura-kura. Petugas pamdal pun baru menyadari ada Pong di atap gedung setelah dia kesulitan turun dari atap.

Pong mengaku nekat naik ke atap gedung yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno itu lantaran gemas melihat kinerja pemerintah dan DPR. Aktor yang membintangi lebih dari 50 judul film itu menganggap pemerintah dan DPR tak tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi rakyat.

Salah satunya masalah ledakan gas tabung 3 kilogram yang hampir setiap hari terlihat di media massa. Pemerintah tak segera menangani kasus ledakan gas meskipun sudah banyak memakan korban.

Dia mempertanyakan banyaknya anggota DPR yang kerap membolos sehingga setiap kasus yang terjadi tidak pernah diselesaikan secara tuntas.

”Tabung meledak, DPR bolos. Setiap kasus yang ditangani pemerintah selalu ngambang, tidak pernah selesai. Rakyat dapat apa kalau begini,” katanya.

Pong juga mengaku kesal dengan banyaknya kasus yang menumpuk dan tidak kunjung diselesaikan. Pong meminta kasus yang menyita perhatian publik, seperti lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, skandal dana talangan Bank Century, penahanan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji, dan kasus lain, diselesaikan.

Aktor kelahiran Solo itu kecewa dengan pemerintah karena tidak pernah mendengar aspirasi dan kritik masyarakat. ”Sekarang bicara sudah enggak didengerin, menulis juga enggak dipeduliin. Makanya saya bertindak saja,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com