Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Daerah Juga Masuk Nomine

Kompas.com - 22/07/2010, 23:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Perhelatan di bidang karya jurnalistik bertajuk Mochtar Lubis Award 2010 kembali digelar untuk ketiga kalinya. Di tahun 2010 ini, karya yang masuk ke panitia juga hasil karya para jurnalis daerah.

"Yang menarik di tahun ini, wartawan-wartawan terbaik yang datang tidak hanya dari jakarta, tapi juga banyak yang dari daerah," kata Direktur Program Mochtar Lubis Award, Ignatius Haryanto, saat membuka malam penghargaan tersebut, Kamis (22/7/2010), di Hotel Santika, Jakarta.

Mantan kontributor The New York Times itu menyatakan, kondisi ini sangat menggembirakan. Karena itulah, ia berharap Mochtar Lubis Award dapat membawa suatu kompetisi sehat antar wartawan di negeri ini. Hasil terbaik dari karya jurnalistik ini juga dikembalikan pada publik juga.

Di dalam deretan finalis Mochtar Lubis Award 2010 terdapat beberapa jurnalis daerah yang masuk seperti dalam kategori Berita Pelayanan Publik ("Rupiah Dikejar Limbah Terlupakan" di Tabloid Modus Aceh), Features ("Doa dalam Sepotong Kaos Bola" di harian Batam Pos), dan dua proposal lapoan jurnalistik dalam Mochtar Lubis Fellowship yang berasal dari wartawan Pos Metro (Jambi) dan Pikiran Rakyat (Jawa Barat).

Adapun secara keseluruhan, panitia menyeleksi 32 karya berita pelayanan publik, 69 karya features, 63 karya foto jurnalistik, 27 karya investigasi, dan 21 karya liputan mendalam bagi wartawan televisi.

"Acara Mochtar Lubis Award ini mudah-mudahan bisa menjadi tolak ukur keberhasilan pers kita di Tanah Air," ujar Ignatius.

Tahun 2010 adalah tahun ketiga Mochtar Lubis Award dilaksanakan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memacu prestasi para wartawan di Indonesia untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik terbaik yang berguna untuk kepentingan publik.

Penggunaan nama Mochtar Lubis sebagai upaya mengenang perjuangannya dalam mengedepankan pers independen yang lepas dari pengaruh kekuasaan mana pun. Mochtar Lubis pernah memimpin harian Indonesia Raya yang sempat dibredel akibat pemberitaan aksi protes mahasiswa di Jakarta atas kedatangan PM Jepang. Kasus tersebut menunjukkan bagaimana Indonesia Raya di bawah Mochtar Lubis memilih mati daripada harus tunduk pada kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com