Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep 'Dana Aspirasi' ala DPD

Kompas.com - 29/06/2010, 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merumuskan konsep "dana aspirasi" yang dinamakan Agenda Program Percepatan Pemerataan Pembangunan Daerah (P4D).

Ketua Komite IV DPD Jhon Pieris mengatakan, komitenya bersama Pimpinan DPD sudah melakukan pendalaman selama dua hari ini. Ia menampik konsep ini duplikasi dari konsep "dana aspirasi" yang dilontarkan Fraksi Partai Golkar dan menuai kontroversi. Jhon mengatakan, P4D tidak melekat pada anggota DPD.

Ia menjelaskan, secara khusus, untuk agenda P4D ini, seluruh anggota DPD harus terlibat dalam mendukung perencanaan pembangunan daerah dengan dukungan dana dekonsentrasi. Secara peraturan, agenda P4D ini sudah memenuhi aspek legal. Konsep ini akan diusulkan kepada Presiden dan DPR agar dibicarakan dalam pembahasan Rancangan APBN 2011.

"Perguliran subyek dana aspirasi atau agenda P4D telah didukung dasar hukum seperti dimaksud Pasal 20A Ayat (1) yang mempertegas fungsi DPR yang meliputi fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Dalam hal penyusunan RUU APBN dilakukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD," kata Jhon, dalam jumpa pers di Gedung DPD, Jakarta, Selasa (29/6/2010).

Konsep Agenda P4D ala DPD ini akan menganggarkan Rp 1 miliar untuk setiap desa. Dengan demikian, anggaran negara yang dibutuhkan sekitar Rp 70 triliun setiap tahunnya untuk 70.000 desa.

Konsep ini sebenarnya juga hampir sama dengan konsep dana desa yang pernah diusulkan Fraksi Partai Golkar. Dananya sendiri, dalam rumusan DPD, kemungkinan bisa dianggarkan dari dana dekonsentrasi dan dana alokasi khusus. Namun, besarannya belum ditentukan.

Meski tak melekat pada diri anggota DPD, dana tersebut hanya bisa dikeluarkan atas rekomendasi DPD berdasarkan hasil pengawasan sesuai tugas konstitusionalnya. Ketika ditanya bahwa model rekomendasi ini akan membuka peluang "broker" proyek di berbagai daerah, Wakil Ketua DPD Laode Ida membantahnya.

"Kami di DPD menjamin tidak ada itu broker kalau dana ini disetujui. Nantinya kan untuk rakyat juga, bukan untuk anggota DPD," katanya.

Dalam waktu dekat usulan ini akan segera dikirimkan kepada Pemerintah dan DPR untuk dijadikan pertimbangan dalam pembahasan APBN 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com