JAKARTA, KOMPAS.com — Goenawan Mohammad meninggalkan pesan khusus dengan mengembalikan Ahmad Bakrie Award yang dia terima pada tahun 2004.
Goenawan menilai ada ketidaksinkronan antara cita-cita mulia yang ingin disampaikan Bakrie Award untuk meningkatkan mutu kehidupan ilmu, sastra, dan pendidikan di Indonesia serta tingkah polah orang yang di belakangnya, Ketua Umum Golkar dan Ketua Harian Setgab Aburizal Bakrie, di dunia bisnis dan politik.
"Saya kembalikan karena saya takutkan apa yang baik-baik akan ditutup oleh koreng yang tidak baik. Saya melihat memberi award ini terkesan untuk menutupi yang jelek. Pengembalian ini untuk mengingatkan jangan coba-coba menutupi yang borok dengan kebaikan," ungkapnya dalam keterangan pers di Kedai Tempo Utan Kayu, Selasa (22/6/2010).
Goenawan mengatakan, pengembalian penghargaan ini merupakan akumulasi kekecewaannya terhadap Bakrie sejak kasus Lumpur Lapindo muncul. Goenawan mengatakan, kekecewaannya bertambah ketika melihat sepak terjang Bakrie di belakang mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dan membawa nama Boediono dalam persoalan Bank Century.
"Dimanipulasi sedemikian rupa sehingga mereka seolah-olah dihukum. Bukan masalah Sri Mulyani dan Boediono saja, melainkan bagaimana menganiaya orang yang tak bersalah dan Bakrie ada di belakang itu," katanya.
Goenawan sempat mengatakan bahwa dia bukanlah tipe orang yang langsung menjustifikasi seseorang. Dia menyediakan kesempatan untuk melihat lagi sepak terjang Bakrie setelahnya. Siapa tahu ada harapan. Namun, ternyata tak ada perubahan.
Kekecewaan pun memuncak saat mendengar jawaban-jawaban Bakrie dalam Obrolan Langsat 1 Juni lalu tentang kasus Lumpur Lapindo. "Yang memicu juga pernyataan Bakrie di depan blogger bahwa dia tak merasa bersalah dalam persoalan itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.