Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Obat Kuat Pasak Bumi Diminati

Kompas.com - 23/05/2010, 16:31 WIB

Akar dan kayu-kayuan hutan yang yang diolahnya sebagai bahan baku obat tradisional itu di antaranya selain pasak bumi, juga ada saluang belum, akar kuning, cawat hanoman, rahwana, ampelas buyung, penawar seribu, penawar sampai, uwe menyame, pala hutan dan paparingan.

"Warga di daerah ini masih memanfaatkan obat tradisional dengan alasan tidak berdampak efek samping dibanding obat medis," katanya.

Semua bahan baku obat itu diracik hingga ukuran kecil kemudian dipisahkan menurut jenis dan khasiatnya, namun ada juga yang dicampur sampai 12 jenis akar-akaran untuk obat kesehatan.

"Semua jenis obat tradisional itu mempuyai khasiat yang berbeda untuk menyembuhkan penyakit," kata perajin obat tradisional yang hampir semua kota besar di Indonesia ini pernah dikunjunginya dalam kegiatan pameran.

Bahan baku obat yang sudah dikeringkan itu dimasukkan ke dalam kemasan baik bentuk plastik maupun botol dengan diberi tanda nomor urut sesuai manfaat khasiat obat serta bentuk gelas kayu seperti seluang belum dan pasak bumi yang berkhasiat sebagai obat kuat.

Khasiat obat yang dijualnya itu dapat menyembuhkan 38 jenis penyakit diantaranya untuk obat kuat, ginjal, kanker, sari rapat, impoten, jantung, kolestrol, tumor, asam urat, rheumatik.

"Obat tradisional hasil racikan saya ini sudah punya pangsa pasar di Jakarta melalui pedagang setempat," katanya mengakui usaha ini sudah dilakukan secara turun- temurun.

Selain mengirimkan obat tradisional itu ke luar daerah, dia juga menjual barangnya di Muara Teweh dengan harga bervariasi antara Rp 10.000/bungkus hingga Rp 80 ribu per botol, harga tersebut sesuai khasiatnya.

"Khasiat obat tradisional ini sudah banyak terbukti menyembuhkan berbagai penyakit, misalnya dalam pengobatan medis sudah tidak mampu lagi disembuhkan," katanya meyakinkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com